Selain cincau hijau, cincau hitam adalah penganan yang paling saya sukai sejak kecil. Cincau hitam sekarang ini sudah ada dimana-mana bahkan hampir diseluruh toko swalayan pasti ada. Hingga saat ini cincau tersebut selalu ada di rumah saya setiap bulan puasa Ramadhan. Penganan yang berasal dari negeri Cina itu banyak diproduksi di Indonesia. Cincau hitan dalam resep minuman dingin sangat diharapkan untuk penciptaan padu padan warna yang menarik dan kontras, Apalagi jika cincau hitam tersebut disajikan bersama-sama dengan resep yang lain seperti buah-buahan, irisan kelapa muda, kolang-kaling, tape singkong dan lain-lain. Seperti yang kita bisa nikmati dalam bentuk es campur.
Ternyata di kabupaten Wonogiri, Kota Gaplek, Jawa Tengah, tanaman Janggelan atau biasa disebut cincau hitam itu telah menjadi salah satu komoditas di sektor pertanian yang menjadi unggulan, karena sudah menembus pasar ekspor. Cincau hitam yang merupakan bahan campuran untuk minuman ini sudah menembus pasar ekspor di antaranya, ke Cina, Taiwan, Hongkong, dan Korea.
Menurut Kepala seksi Promosi dan Kerjasama Investasi Kantor Penanaman Modal Kabupaten Wonogiri, Supardji, di Semarang, pada hari Rabu. 20 Juli 2011 lalu, bahwa tanaman perdu ini di Wonogiri hanya bisa ditanam di daratan tinggi seperti di Kecamatan Bulukerto, Kecamatan Puhpelem, dan Kecamatan Karangtengah. Masa panen, bisa tiga kali dalam satu tahun karena begitu diambil daunnya, akan tumbuh lagi. Setelah dipanen, daun dan ranting dikeringkan. Daun kemudian dipisahkan dari rantingnya dan harga untuk ekspor daun lebih mahal di bandingkan rantingnya.
Pada tahun 2010, di Kabupaten Wonogiri luas area tanaman Janggelan sekitar 1.348 hektare dengan tingkat produksi 5.329 ton per tahun. Potensi investasi lainnya adalah dengan pembangunan pabrik makanan olahan dan obat-obatan berbahan baku Janggelan karena manfaatnya sebagai penambah nafsu makan, penurun panas, penguat lambung, penurun darah tinggi, pencegah diare, dan menetralisir keracunan.
Sejarahnya tanaman cincau itu berasal dari Asia dan menyebar ke India, Birma, Indocina, Philipina sampai Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki ketinggian 75 - 2300 m di atas permukaan laut. Mesona palustris BL adalah bahasa latin untuk cincau hitam. Termasuk dalam famili Labiate. Ciri-cirinya, berbatang kecil dan ramping, pada ujung batang tumbuh batang-batang kecil, ada yang tumbuh menjalar ke tanah dan ada pula yang tegak. Memiliki bentuk daun yang lonjong, berujung runcing. Bentuk bunga mirip dengan kembang kemangi berwarna merah muda atau putih keunguan. Dari daun dan batang inilah menghasilkan gelatin hijau kehitaman. Oleh karena itu dikenal dengan nama cincau hitam. Cincau tak hanya sedap untuk campuran minuman, di balik warnanya yang hitam pekat, cincau hitam ternyata memiliki banyak khasiat.
Cincau hitam juga mengandung antioksidan kuat yang efeknya lebih ampuh daripada vitamin E yang selama ini dipuji sebagai antioksidan kuat. Pada konsentrasi yang sama, yaitu 50 mg/ml, diketahui bahwa ekstrak cincau hitam memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan vitamin E, yaitu masing-masing sebesar 98,9 persen dan 78 persen. Secara tradisional, masyarakat Indonesia sudah meyakini cincau hitam baik untuk kesehatan. Daun Janggelan mengandung nilai gizi yang cukup baik per 100 gramnya, terutama jika ditinjau dari kandungan mineral dan vitaminnya.
Saat ini cincau hitam paling populer dan banyak dijual di Indonesia, Cina, Korea, dan negara Asia Tenggara lainnya. Tanaman yang di Jawa dikenal dengan nama Janggelan itu, kini telah diproduksi cincau hitam bubuk yang lebih banyak diekspor ke luar negeri.
Sebelum di Wonogiri, pada tahun 2009 sejumlah petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah juga telah mengembangkan budi daya tanaman cincau atau janggelan sebagai komoditas ekspor. Budi daya tanaman cincau di Temanggung saat ini sekitar lebih kurang 100 hektare.
Pembudidayaan tanaman ini sangat mudah karena tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus. Karena setelah berumur tiga hingga empat bulan tanaman bisa dilakukan pemanenan pertama dengan cara memotong sebagian tanaman menggunakan sabit sehingga bagian yang tertinggal dapat tumbuh kembali. Tanaman Janggelan yang telah dipanen selanjutnya dikeringkan dengan cara menghamparkannya di atas permukaan tanah, sehingga warnanya berubah dari hijau menjadi coklat tua. Tanaman cincau yang telah kering ini merupakan bahan baku utama pembuatan cincau hitam.
Menjelang bulan puasa Ramadhan tahun ini penganan cincau hitam untuk kebutuhan dalam negeri pasti akan diproduksi lebih banyak dari biasanya. Produksi dalam bentuk minuman kaleng juga telah pasarkan dan cincau hitam dari Indonesia ternyata lebih baik. Mudah-mudahan Indonesia akan menjadi pengekspor cincau hitam terbesar di dunia.-
*(Sumber dari berbagai media)
Yang butuh bibit tanaman cincao bisa hubungi kami di chasiapro@gmail.com atau 082136712513 @Trims Prabowo JOgja
BalasHapus