Gunung Lokon di Sulawesi Utara pada Selasa 02 Agustus 2011, kembali meletus hingga pukul 21.30 WITA dan letusan vulkanisnya terpantau mencapai 17 kali. Meskipun frekuensi letusan sudah mencapai belasan kali sepanjang hari ini, namun menurutnya, status gunung yang pernah berupsi hebat 1991 ini masih berstatus siaga. Material vulkanis yang dikeluarkan berupa abu putih keabuan dengan ketinggian sekitar 400 meter.
Menurut petugas Pos Gunung Api Lokon dan Mahawu Kakaskasen, Kota Tomohon, Jemmy Runtuwene, bahwa keputusan menaikkan status adalah kewenangan Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana Geologi Bandung. Belum ada perintah dari sana. Kalaupun sudah ada, pasti secepatnya dikoordinasikan dengan instansi terkait. Letusan yang terjadi beberapa hari setelah status Gunung Lokon diturunkan dari awas menjadi siaga 24 Juli pekan lalu sebagai letusan kecil. Salah satu indikatornya adalah tingginya letusan.
Letusan terakhir 16.45 WITA dengan ketinggian 400 meter. Ini memang masih kategori letusan kecil bila dibandingkan dengan letusan 17 Juli yang mencapai ketinggian sekitar 3.000 meter. Letusan waktu itu dikategorikan besar. Menurut Runtuwene, hingga saat ini yang terekam hanya tremor. Pihaknya juga memperkirakan masih terjadi aktivitas magmatik di dasar kawah.
Akibat letusan tersebut debu vulkanis sempat mengganggu pandangan pengendara roda dua. Debu vulkanis tipis telah mengguyur areal perkebunan Kelurahan Tinoor, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon, Sulawesi Utara sekitar 20.30 WITA. Sebagian debu vulkanis yang dibawa angin selatan ini sempat jatuh di ruas jalan yang menghubungkan Kota Tomohon dan Kota Manado. Meski begitu, aktivitas lalu lintas yang melalui jalur ini masih normal. Namun kalau letusannya cukup besar, bukan tidak mungkin jalur Tomohon-Manado ini akan ditutup.
Sementara itu hingga pekan ketiga pascaletusan Gunung Lokon, sebanyak 287 warga kelurahan Kinilow dan Kinilow I, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon, belum diizinkan pulang oleh pemerintah kota setempat. Para pengungsi memang masih ditampung di tempat pengungsian karena alasan keselamatan.
Menurut Komandan Komando Tanggap Darurat Kota Tomohon Arnold Poli, di Tomohon, Selasa 02 Agustus 2011, para pengungsi ini adalah warga yang tinggal di radius tiga kilometer, daerah rentan dengan bahaya awan panas bila sewaktu-waktu terjadi letusan. Arnold yang juga menjabat Sekretaris Kota Tomohon mengatakan untuk sementara para pengungsi ditampung di Taman Kota.
Bahaya awan panas yang kami kuatirkan. Apalagi hingga kini letusan-letusan kecil masih terjadi. Kami tidak inginkan ada warga yang jadi korban. Untuk mengantisipasi adanya pengungsi yang nekat pulang ke rumah, Arnold mengungkapkan pemda berkoordinasi dengan aparat keamanan masih menempatkan petugas jaga di sekitar lokasi pengungsian. Mereka tak segan-segan melarang warga yang akan melakukan aktivitas di daerah bahaya ini. Ia berharap kepada para pengungsi agar jangan dulu kembali ke rumah. Status Gunung Lokon masih siaga sehingga masih dikategorikan berbahaya.
Sekitar lima ribuan pengungsi ditampung di sejumlah lokasi pengungsian milik pemerintah dan swasta, pasca letusan pertengahan Juli 2011 lalu. Namun setelah status diturunkan dari awas menjadi siaga 24 Juli 2011, warga Kelurahan Kakaskasen I, Kinilow dan Kinilow I yang tinggal di radius 3,5 kilometer sudah diizinkan pulang. Diharapkan aktivitas gunung tersebut segera meredam sehingga seluruh pengungsi dapat kembali ke tempatnya masing-masing.-
*(Sumber dari berbagai media)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar