Solo Batik Fashion (SBF) III pada hari kedua menampilkan karya sebelas perancang busana di kawasan Gladag Solo, Jumat malam 15 Juli 2011. Tiga dari sebelas desainer yang menampilkan rancangan busana terbaiknya di SBF tersebut dari warga Solo yang masih menimba ilmu sebagai perancang busana di luar negeri, yakni desainer Dea Ardyana, Natasha Widura, dan Evelina Gunawan.
Dea Ardyana pada malam pagelaran SBF itu menampilkan karyanya untuk suasana santai hingga resmi yang tidak meninggalkan motif batik sebagai warisan leluhurnya. Sehingga, busana karya Dea ini kelihatan elegan, tetapi terkesan glamour. Sedangkan desainer Natasha Widura yang sedang belajar perancang busana di Singapura itu, menampilkan busana perpaduan antara timur dan barat, meski kelihatan glamour tetapi karyanya tidak meninggalkan seni budaya batik sehingga kelihatan etnik. Lalu Evelina Gunawan perancang busana muda asal Solo lainnya yang menampilkan karyanya busana bermotif batik didominasi warna merah dan merah muda serta ditaburi oleh pernik perak Tibet sehingga kelihatan gemerlapan juga terkesan glamaour.
Perancang busana Hanif yang menampilkan busana temanten atau pesta perkawinan para raja yang kelihatan mewah dan anggun. Desainer ini dalam karyanya bertema “The Power of Love” corak berwarna warni cerah sehingga kelihatan anggun, elegan dan berbudaya. Lain lagi dengan Desainer Erna Yulianto yang menampilkan busana Muslim bercorak batik yang diselimuti sivon, sehingga lembut teknik keanggunan dan curahan warna yang indah.
Sementara itu Sugeng Waskito desainer asal Yogyakarta menampilkan busana warna-warna pelangi yang dikombinasi dengan lukisan abstrak, sentuhan motif tradisional dan dikerjakan dengan teknik batik bahan yang digunakan untuk busana pesta adalah sutra corak bergaris rancangan feminim.
Kemudian karya desainer dari Batik Madong Pekalongan didominasi warga cerah dan cokelat muda yang menampilkan keceriaan. Desainer Sri Wahyuni Hidayati yang mempertunjukkan batik Tuban, dengan warna-warna cerah kombinasi batik yang kelihatan esotik dan elegan. Dana Raharja dan Agus Tinenna Siawanto designer asal Semarang menampilkan busana perpaduan batik rembulan yang didominasi warna cokelat dan putih rancangan busana berbahan katun.
Kemudian karya desainer dari Batik Madong Pekalongan didominasi warga cerah dan cokelat muda yang menampilkan keceriaan. Desainer Sri Wahyuni Hidayati yang mempertunjukkan batik Tuban, dengan warna-warna cerah kombinasi batik yang kelihatan esotik dan elegan. Dana Raharja dan Agus Tinenna Siawanto designer asal Semarang menampilkan busana perpaduan batik rembulan yang didominasi warna cokelat dan putih rancangan busana berbahan katun.
Yang menarik, perancang busana dari para siswa Akademi Seni dan Desainer Indonesia (ASDI), mereka menampilkan busana dalam suasana liburan sekolah dengan menonjolkan warga gula-gula. Perancang Siswa ASDI tersebut mengambil tema busana liburan sportif dengan tema “Busana Liburan”. Disusul karya desainer Diah Arto yang menampilkan busana santai dan pesta menutup SBF di Solo.
Ketua Panitia SBF III, Djongko Rahardjo, dalam kesempatan itu mengatakan bahwa kegiatan SBF pada hari kedua ini menampilkan karya-karya busana perpaduan antara barat dan timur. Rancangan busana yang disuguhkan sangat eksotis, tetapi mereka tidak meninggalkan budaya batik sehingga penampilnya elegan. Menurut dia, dengan kegiatan SBF III yang dilaksanakan mulai tanggal 14 hingga 16 Juli 2011 tersebut, bertujuan ingin mencitrakan Kota Solo menjadi ibu kota Batik.
Rumah-rumah produksi batik, yaitu Batik Danar Hadi, Batik Keris, Sugeng Waskito Yogyakarta, Batik Madong Pekalongan, serta Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jateng juga menampilkan koleksinya. Selain itu, pada gelaran hari kedua ini, sejumlah calon desainer muda, yang saat ini masih menempuh studi di luar negeri menampilkan kebolehan dengan memamerkan karya busananya.-
*(Sumber dari berbagai media)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar