Setelah adanya wawancara Nazaruddin di sebuah TV swasta nasional kemarin, pengamat politik Universitas Jember (Unej), Drs Joko Susilo MSi menilai bahwa bola panas kasus Nazaruddin yang semakin mencuat di publik akan memperburuk citra Partai Demokrat (PD) pada Pemilu 2014. Nazaruddin menyampaikan kebobrokan partai yang dipimpin Anas Urbaningrum itu, sehingga wajar kepercayaan masyarakat kepada PD pasti akan menurun.
Menurut Joko, Jumat, 22 Juli 2011 di Jember, menanggapi pernyataan Nazaruddin kepada sejumlah media yang menyeret sejumlah nama pejabat PD, akan terjadi pertarungan politik yang tidak sehat di internal PD yang semakin runcing akan mempengaruhi masa depan partai itu pada pemilihan umum berikutnya.
Dalam wawancara tersebut mantan Bendahara DPP Partai Demokrat itu menegaskan bahwa Ketua Umum PD Anas Urbaningrum banyak menikmati uang dari proyek-proyek yang dibiayai APBN karena tender proyek tersebut dimenangkan oleh perusahaan yang dimiliki Anas dan Nazaruddin. Menurut Joko, pengajar hukum dan politik internasional FISIP Unej itu, sebuah partai politik yang tidak solid dan hanya memiliki kepentingan sesaat dapat menyebabkan sejumlah politisi dalam partai tersebut akan saling serang dan menyudutkan satu sama lainnya. Ketika kesolidan sebuah partai sudah goyah, maka citra buruk sebuah partai itu akan berpengaruh pada konstituennya. Bahkan bisa jadi jumlah konstituen PD akan semakin berkurang pada Pemilu 2014.
Jumlah kursi yang akan diperoleh PD di Senayan pada pemilihan umum legislatif tahun 2014 mendatang diprediksi pasti menurun, bahkan persoalan Nazaruddin bisa mempengaruhi popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sehingga PD harus mencari solusi dan langkah strategis yang tepat, agar persoalan tersebut tidak memperburuk citra partai ke depan. Namun sepertinya akan sulit dilakukan karena kasus Nazaruddin yang berlarut-larut itu, telah menurunkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, baik pemimpin, lembaga hukum, maupun birokrasi.
Kasus hukum yang menjerat Nazaruddin sudah bergeser ke arah politik yang berusaha melengserkan Anas Urbaningrum dari jabatan Ketua Umum DPP PD. Nazaruddin menyampaikan bahwa aliran dana dari proyek Hambalang mengalir ke Anas Urbaningrum sebesar Rp100 miliar, kemudian dibagikan ke peserta kongres pemilihan ketua umum. Sejauh ini, masyarakat sudah lelah dengan partai politik yang menjadi sarang koruptor dan menghabiskan uang rakyat demi kepentingan kekuasaan.
Tertangkap atau tidaknya Nazaruddin, dia telah menghancurkan PD karena dengan kasusnya yang sudah memperburuk citra PD itu sendiri. Akibatnya sangatlah ironis, dimana Presiden SBY yang juga sebagai Ketua Dewan Pembina PD adalah orang nomor satu yang menyerukan secara tegas melawan korupsi di negara ini dan dia berada di baris paling depan memimpin bersama elemen-elemen bangsa pemberantas korupsi, untuk memimpin jihad melawan korupsi.-
*(Sumber dari berbagai media)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar