TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS

"TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS"

Sabtu, 24 September 2011

UNTA DI AUTRALIA MENJADI KAMBING HITAM


Mendengar berita bahwa Australia merencanakan akan membunuh unta-unta liar dengan alasan ‘gas di dalam perut hewan itu menambah parah pemanasan global’, Perhimpunan ilmuwan tentang unta di dunia, pada Senin 4 Juli 2011 lalu, dengan geram menyerang balik rencana tersebut. Benarkah bahwa ‘kentut unta’ itu perparah pemanasan global?
Menurut International Society of Camelid Research and Development (ISOCARD), bahwa gagasan tersebut “palsu dan dungu, itu adalah penyimpangan ilmu pengetahuan. Kelompok ilmuwan itu mengatakan unta dijadikan “kambing hitam” untuk masalah yang dibuat manusia. Pihaknya percaya orang yang berhati baik dan rakyat Australia, yang berinovasi, dapat menyampaikan penyelesaian yang lebih baik dan lebih cerdas dibandingkan dengan memusnahkan unta dengan cara yang tak manusiawi.
Saran untuk membunuh unta dilontarkan di dalam dokumen yang dibagikan oleh Department of Climate Change and Energy Efficiency di Australia, sebagai bagian dari konsultasi untuk mengurangi cetak biru karbon di negeri tersebut. Rencana itu adalah gagasan dari satu perusahaan komersial yang berpusat di Adelaide, Northwest Carbon, konsultasi manajemen hewan dan lahan, yang mengusulkan untuk mendera unta liar sebagai imbalan bagi kredit karbon.
1310193024331663969
Ilustrasi (sumber: riadzany.blogspot.com)
Unta-unta yang didatangkan ke Outback pada Abad XIX untuk membantu pemukim awal menangani kondisi kering dan panas. Saat ini jumlah hewan itu adalah 1,2 juta ekor dan sebagian orang mengatakan, ‘menjadi wabah’ karena kerusakan yang ditimbulkannya pada sayur-mayur dan gas perut mereka. Menurut pelopor pemilahan, setiap unta sama dengan satu ton karbon dioksida (CO2), gas utama penyebab pemanasan global, setiap tahun.
Northwest Carbon menyatakan organisasi tersebut akan menembak unta dari helikopter atau mengumpulkan hewan itu sebelum mengirim binatang tersebut ke rumah jagal untuk dikonsumsi oleh manusia atau hewan peliharaan.
Akan Tetapi ISOCARD, perhimpunan dengan lebih dari 300 peneliti yang bermarkas di al Ain University di Uni Emirat Arab (UAE), menyatakan perhitungan itu tak masuk akal. Perkiraan tentang buangan methana oleh unta dilandasi atas perhitungan data ternak. Efisiensi metabolis dari unta jauh lebih tinggi dibandingkan yang dihasilkan ternak lain, unta dapat menghasilkan susu 20 persen lebih banyak dengan mengkonsumsi makanan 20 persen lebih sedikit. Hewan tersebut memiliki sistem pencernaan berbeda dan lebih efisien dalam pemanfaatan bahan kasar yang berkualitas rendah.
Selain itu, flora bakteri usus unta berarti pencernaan hewan itu lebih dekat dengan hewan monogasterik, seperti babi, dan bukan seperti lembu atau kambing. Oleh karena itu, perkiraan mengenai buangan gas methana unta sangat bisa diperdebatkan, seperti juga perkiraan populasi unta liar. Sebanyak 28 juta unta di dunia ini adalah kurang dari satu persen dari biomassa pemakan sayur-mayur, dan buangan gas hewan tersebut hanyalah sekelumit gas yang dikeluarkan oleh hewan ternak.
Mesti unta liar dipandang sebagai sumber yang tak bisa dibandingkan di lingkungan hidup yang kering. Hewan tersebut dapat dan harus dieksploitasi sebagai bahan pangan (daging dan susu), kulit, daya tarik pariwisata dan lain-lain.
Australia sangat bergantung atas energi yang dihasilkan oleh batu-bara dan ekpor hasil tambang dan memiliki salah satu tingkat karbon per kapita paling tinggi di dunia. Pemerintah Australia berencana mengenakan pajak atas 1.000 pencemar terbesar di negeri itu dalam buangan karbon mulai pertengahan 2012.-
*(Sumber dari berbagai media)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar