Penggunaan pestisida yang berasal dari bakteri (biofungisida) lebih aman dibandingkan pestisida kimia (fungisida) dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen(perusak) pada cabai. Menurut Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Jamsari, Sp. Mp, Peneliti Fakultas Pertanian Universitas Andalas (Unand) Padang, pada hari Senin 18 Juli 2011, bahwa penggunaan pestisida yang berasal dari mikroorganisme menguntungkan seperti bakteri atau dalam bahasa ilmiah biofungisida lebih unggul dibanding penggunaan pestisida kimia dalam membunuh jamur atau cendawan yang bersifat merusak pada salah satu penyakit cabai yaitu busuk buah.
Penyakit busuk buah (Anthraknosa) dapat menyerang saat cabai mulai berbuah atau menjelang merah yang disebabkan oleh jamur perusak seperti species Coletotricum capsici, Colletotrichum gleosporides dan Colletotricum gleosporides. Biasanya para petani mewaspadai dan mencegah pertumbuhan jamur tersebut dengan menyemprotkan pestisida kimia dalam bentuk cair, bubuk dan gas ke tumbuhan.
Jamsari, yang lulusan doktor dari Christian Albrechts Universitas zu Kiel Jerman, menjelaskan bahwa penyemprotan yang dilakukan secara langsung terhadap tanaman dapat berbahaya terhadap lingkungan dan bagi manusia yang mengkonsumsi buah tersebut. Pestisida kimia yang diseprotkan, merupakan racun pembunuh jamur atau cendawan, apabila terhirup atau terkonsumsi oleh manusia bisa menyebabkan gangguan kesehatan dan pencemaran lingkungan.
Sehubungan dengan itu, Fakultas Pertanian Unand jurusan Budidaya Pertanian, tengah melakukan penelitian dan telah menemukan isolat bakteri menguntungkan yang mampu membunuh dan menghambat pertumbuhan jamur pada buah cabai. Hingga kini telah ditemukan 125 isolat bakteri yang teruji secara laboratorium dapat menghambat pertumbuhan jamur pembusuk tersebut. Keseluruh bakteri tersebut, akan diaplikasikan dalam bentuk produk biofungisida seperti yang telah ada yang telah beredar Trichoderma. Produk Trichoderma yang telah beredar di lapangan, awalnya dikembangkan dengan menumbuhkan bakteri `Trichoderma sp. Namun, Trichoderma pada buah cabai belum efektif digunakan.
Selanjutnya menurut Jamsari, yang saat ini menjabat sebagai kepala Laboratorium Bioteknologi dan Pemulihan Tanaman Fakultas Pertanian Unand, Trichoderma pada buah cabai masih belum efektif digunakan dan penelitian akan terus dilakukan untuk menemukan biofungisida yang efektif sehingga mampu dimanfaatkan oleh petani untuk membasmi hama jamur perusak tanaman cabai.
Diharapkan penemuan tersebut akan berhasil dan berkembang efektif sehingga nantinya untuk membasmi hama pada tumbuhan di Indonesia tidak lagi menggunakan pestisida fungisida, karena disamping akan berdampak pencemaran pada lingkungan juga sangat membahayakan bagi manusia.-
*(Sumber dari berbagai media)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar