TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS

"TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS"

Minggu, 25 September 2011

BPPT TELAH MENYUSUN 'PETA JALAN' NANOTEKNOLOGI FARMASI DAN KESEHATAN


Pentingnya teknologi nano dalam meningkatkan kemandirian bangsa dan demi mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mulai menyusun “peta jalan” teknologi nano, khusus untuk produk farmasi dan kesehatan.
Menurut Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agro dan Bioindustri Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Dr Listyani Wijayanti di Jakarta, hari Minggu 17 Juli 2011, sekarang ini pihaknya mulai mencari masukan dari berbagai pihak sehingga dua sampai tiga tahun lagi “roadmap” nya sudah tuntas. Teknologi nano, merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berkembang sangat pesat di dunia dalam 10 tahun terakhir dan karena itu tidak mungkin lagi jika Indonesia mengabaikan riset-riset mengenai nanoteknologi. Sambil menyusun roadmap, BPPT juga sudah meriset mengenai nanoherbal dari tanaman obat, antara lain tanaman tradisional Indonesia, sambiloto, yang juga terkait dalam program saintifikasi jamu.
Dengan teknologi nano, produk herbal tidak menghasilkan ampas, lebih stabil dan efektif dalam mengobati, karena dengan ukuran partikelnya yang berukuran nano (berdiameter antara satu-100 nanometer -red) penyerapan jauh lebih baik.
Kini, BPPT juga sedang bekerja sama dengan industri kosmetik dalam meriset tanaman herbal seperti pegagan untuk anti-acne dan bahan khitosan untuk anti-aging dengan teknologi nano. Kosmetik anti-aging dan anti-acne memiliki pasar yang luar biasa besar. Namun pasar untuk teknologi nano belum digarap oleh industri nasional kita dan terpaksa diisi teknologi impor dan hasil riset dari luar.
13109267281764408894
Nanoteknologi (sumber: news.wisc.edu)
Sementara itu pihak industri, menginginkan adanya informasi dan basis data(data base) tentang hasil riset dan produk-produk teknologi nano dari institusi riset dalam negeri yang bisa diaplikasikan secara cepat. Pada “focus group discussion” tentang nanoteknologi di bidang farmasi di Puspiptek, Tangerang, ahli teknologi nano dari ITB, Dr Heni Rachmawati menyatakan, suatu ukuran partikel nano akan meningkatkan sifat kelarutan obat, transportasi dan pelepasan senyawa aktif yang terkontrol serta memperbaiki stabilitas obat yang bersangkutan. Pada gilirannya, pemanfaatan teknologi nano dalam produk farmasi dapat menekan biaya dan efek toksik suatu obat pada dosis terapinya.-
(Sumber dari berbagai media)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar