TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS

"TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS"

Kamis, 22 September 2011

AIR SUNGAI BENGKULU SUDAH TAK LAYAK DIMINUM


13081219261397497379
Hasil uji laboratorium terhadap 30 sampel air sungai Bengkulu menunjukkan kandungan logam, mangan, serum dan lainnya sangat tinggi dan sudah berada diatas ambang batas sehingga tidak layak dikonsumsi oleh manusia. Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bengkulu, Arifin Daud, bahwa air Sungai Air Bengkulu tidak layak dikonsumsi karena kandungan logamnya sudah sangat berat. Ia mengatakan hal itu setelah selesai menggelar rapat koordinasi dengan unsur pimpinan daerah yang dipimpin Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu Junaidi Hamzah.
Dari hasil uji laboratorium tersebut diketahui bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air diketahui bahwa air Sungai Bengkulu sudah bergeser dari selama ini berstatus kelas I atau layak minum menjadi kelas III yang hanya layak untuk budidaya perikanan, katanya.
Sehingga air sungai itu juga tidak layak lagi sebagai sumber baku air minum PDAM Kota Bengkulu. Namun, jika diberikan perlakuan khusus terhadap air tersebut sebelum disalurkan kepada pelanggan, maka diserahkan kembali kepada manajemen PDAM.
Walaupun belum bisa dirilis tingkat kandungan logam berat dalam air sungai tersebut, pencemaran air sungai itu sudah melebihi ambang batas. Dan sampai dengan saat ini telah diketahui empat sumber utama pencemarannya yaitu aktivitas tambang batu bara, limbah domestik atau rumah tangga, agroindustri dan erosi akibat pembukaan hutan. Erosi akibat pembukaan hutan ini berasal dari kegiatan pembukaan lahan untuk pertambangan dan penebangan serta perambahan liar di hulu sungai.
Kondisi ini sangat membahayakan bagi kesehatan. Limbah pencucian batubara setelah diteliti mengandung zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi. Limbah tersebut mengandung belerang ( b), Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn), Mangan Asam sulfat (H2sO4), dan Pb. Hg dan Pb merupakan logam berat yang menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit.
Sedangkan limbah batu bara ini berasal dari hulu, dari pencucian batubara. Terdapat 2 perusahaan yang aktif melakukan penambangan sejak 20 tahun lalu, dan pencuciannya dibuang ke sungai bengkulu. Limbah batu bara bisa ditemukan sepanjang 30 kilometer (km) Sungai Bengkulu mulai dari Desa Penanding Kecamatan Karang Tinggi Kabupaten Bengkulu Tengah sampai ke muara sungai bengkulu.
Pada tahun 2009 lalu Hasil penelitian Ulayat, tingkat kekeruhan air Sungai Bengkulu sudah berada di ambang batas yakni sebesar 421 NTU dari 5 NTU yang ditetapkan dalam Permenkes 907 tahun 2002 tentang pengawasan kualitas air. Selain tingkat kekeruhan, perubahan warna yang ditolerir sebesar 15 PTCO sudah berada pada angka 267 PTCO. Kandungan besi berada pada angka 0,76 mg per liter dari angka yang ditolerir sebesar 0,30 mg per liter.
1308122099630885560Hasil pembahasan dengan 14 dinas dan badan yang masuk dalam tim terpadu penanggulangan pencemaran Sungai Air Bengkulu dihasilkan empat solusi yaitu mengimbau bupati dan wali kota agar mengevaluasi dokumen analisis mengenai dampal lingkungan (Amdal) perusahaan pertambangan di hulu sungai.
Meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah karena limbah domestik juga berperan besar mencemari sungai sepajang 51 kilometer tersebut.
Perusahaan pertambangan diminta untuk segera mereklamasi atau menanam kembali lahan yang sudah dibuka untuk mengambil batu bara. Dan perusahaan pertambangan yang melakukan pencucian atau pemisahan batu bara di sungai juga harus ditertibkan.
Serta PDAM diminta untuk segera mengevaluasi kondisi air Sungai Bengkulu dan merekomendasikan mengalihkan sumber air baku ke tempat lain.
Keadaan ini sudah sangat mengkhawatirkan para pelanggan yang saat ini berjumlah lebih kurang 6.000 pelanggan. Diharapkan kepada pemerintah kota Bengkulu segera mengambil kebijakan agar hal tersebut dapat ditangani dengan baik. Disamping itu perlu adanya pembersihan pantai sebagai potensi Kota Bengkulu, mulai dari pantai panjang hingga pantai sungai hitam. Selain pantai ini harus dijaga agar tetap indah. Juga tidak dicemari oleh material-material batu bara yang hanyut dari Sungai Bengkulu. Keindahan pantai akan sangat ditentukan oleh kualitas air Sungai Bengkulu. Oleh karena itu, rusaknya air sungai Bengkulu akan merugikan pemerintah Kota Bengkulu dan seluruh masyarakat kota Bengkulu.-
*(Sumber dari berbagai media,  foto koleksi Ulayat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar