TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS

"TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS"

Kamis, 22 September 2011

AKHIRNYA KONGRES KEDUAPUN MENGALAMI KEGAGALAN


1306212313885630335
Setelah terjadi silang pendapat antara pemilik suara PSSI dengan Komite Normalisasi dan para pemilik suara yang mendukung George Toisutta (GT) dan Arifin Panigoro (AP) bersikukuh agar Komite Normalisasi meloloskan kedua nama itu masuk dalam pencalonan Ketua Umum PSSI. Akhirnya Kongres PSSI mengalami deadlock. Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, telah memutuskan untuk mengakhiri sidang tanpa hasil sekitar pukul 20.50 WIB (20 Mei 2011).
Kongres ditutup karena dinilai suasananya sudah tidak kondusif lagi dan banyak sekali interupsi serta protes dari peserta kongres.
Padahal sebelumnya Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA, Thierry Regenass telah memberitahukan kepada semua pihak agar segera menentukan pilihan. Semua pihak dapat terlibat dalam perseteruan berkepanjangan di tubuh PSSI dan berseberangan dengan organisasi sepakbola internasional atau semuanya justru bekerja sama demi masa depan sepakbola Indonesia.
Dan Regenass menyatakan FIFA sangat memahami ada pihak-pihak yang kecewa karena calon yang mereka dukung tidak bisa masuk dalam pemilihan kali ini. Sehingga Regenass meminta segera diakhiri silang pendapat soal kandidat dan segera berlalih untuk membahas topik mengenai sepakbola.
Kongres PSSI tersebut dihadiri perwakilan FIFA sebagai tanda izin dan pengesahan oleh Federasi Sepakbola Dunia itu. FIFA diwakili Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi, Thierry Regenass dan Anggota Komite Asosiasi, Frank Van Hattum. Kehadiran Thierry untuk memantau jalannnya Kongres PSSI, sebagai saksi hidup jalannya pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua dan Komite Eksekutif PSSI ini sesuai instruksi FIFA.
Sangat mengherankan, ternyata perbedaan pendapat dari para pemilik suara yang bersikukuh mendukung GT dan AP tersebut adalah yang menjadi penyebab gagalnya kongres tersebut. Sehingga terkesan mereka seperti memaksakan kehendak padahal sudah sangat jelas bahwa hal tersebut telah menjadi keputusan FIFA, bahwa GT dan AP sudah ditetapkan oleh FIFA tidak bisa mencalonkan diri, sehingga tidak bisa diproses di Komite Verifikasi maupun Komite Banding.
Sebenarnya ada apa dengan para pemilik suara tersebut? Kenapa bersikeras mempertahankan hal yang tidak mungkin? Kenapa masih berpikir seperti itu? Apakah orang-orang seperti mereka itu termasuk orang-orang yang ingin memajukan PSSI? Sungguh sangat memprihatinkan !
*(sumber dari berbagai media)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar