TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS

"TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS"

Rabu, 21 September 2011

EMPAT WARGA KEBUMEN TERTEMBAK AKIBAT BENTROK DENGAN TNI AD


Bentrokan antara aparat militer dengan warga sipil kembali terjadi. Kali ini anggota TNI diduga terlibat bentrok dengan warga desa Jetro Jenar, Bulus Pesantren, Kebumen, Jawa Tengah pada hari Sabtu 16 April 2011. Akibat bentrokan tersebut, belasan warga mengalami luka-luka dan 4 warga mengalami luka tembak langsung dilarikan ke RSUD Kebumen sekitar pukul 15.40 WIB.

Menurut salah satu warga tersebut, keempat warga yang telah menjadi korban itu terjadi saat bentrokan antara TNI AD dari Dislibang Mabes TNI AD dan warga yang memblokade jalan menuju tanah sengketa pecah. Bentrokan terjadi di ujung desa yang selama ini menjadi lahan sengketa. Warga telah memblokir jalan masuk ke tanah sengketa. Tapi kemudian blokade di batas desa itu dibongkar TNI AD, kemudian warga tidak terima dan sempat adu mulut kemudian terjadilah bentrokan tersebut.

Keempat warga Desa Setro Jenar yang mengalami luka tembak tersebut adalah :
1. Mulyanto (21), luka tembak di punggung kanan.
2. Sarwadi, luka tembak di paha kanan.
3. Kusriyanto (29), luka tembak dibagian bokong sebelah kanan dan pelipis.
4. Surip Supangat (38), luka tembak di lengan bawah kiri dan bokong kanan.
Saat ini keempat warga tersebut masih dirawat secara intensif di RSUD Kebumen.

Bentrokan yang terjadi antara warga desa Setro Jenar dengan TNI AD tersebut juga telah disesalkan oleh pihak Kodam IV Diponegoro. Bentrokan dinilai akibat adanya aksi provokasi kepada masyarakat.

Menurut Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IV Diponegoro, Letkol Zaenal M pada hari ini (Minggu, 17 April 2011), kejadian tersebut kemungkinan akibat adanya provokasi isu yang tidak benar. Menurutnya saat itu dirinya sedang berada di lapangan latihan tembak di kawasan Ambal, Kebumen. Namun warga desa Setro Jenar mendapat informasi bila lahan sengketa di perbatasan desa Setro Jenar juga dijadikan tempat latihan menambak, padahal latihan berada di kawasan Ambal. Warga tiba-tiba mendatangi kompleks Dislitbang TNI AD, mereka merusak gerbang gapura masuk komplek. Kemudian anggota mempertahankan dan membela diri, karena warga membawa senjata tajam, akibatnya terjadi keributan.

Sejak hari Senin (11 April 2011) warga desa Setro Jenar sudah protes bila lahan sengketa di desa mereka dijadikan tempat latihan tembak. Namun karena protes tersebut latihan tembak dipindahkan ke Ambal dan juga ke Lumajang, Jawa Timur.

Zaenal juga mengakui bila lahan yang saat ini digunakan Dislitbang TNI AD tersebut masih menjadi sengketa. Sejak jaman Belanda, lahan tersebut sudah menjadi milik TNI, bahkan menurutnya sejak tahun 1949 lahan tersebut sudah dijadikan tempat latihan menembak. Tetapi karena latihan menembak itu jarang dilakukan, warga perbolehkan untuk menanam palawija dan tanaman lainnya di lahan itu. Kemudian secara turun temurun, mereka menganggap lahan itu milik mereka.

Sebenarnya TNI AD sendiri akan melepaskan lahan tersebut, bila memang warga bisa membuktikan surat kepemilikan atas tanah tersebut.

Bentrokan antara TNI AD dengan warga desa Setro Jenar tersebut disebabkan permasalahan lahan sengketa di batas desa. Namun pihak TNI mengaku tembakan tersebut dilakukan untuk menjaga diri. Anggota terpaksa menghalau, tapi rupanya warga sudah terprovokasi sulit dibendung amarahnya. Sehingga anggota terpaksa melawan dan tembakan yang diarahkan ke warga untuk membela diri itu menggunakan peluru karet.

Sebanyak 7 orang diamankan dan diperiksa di Polres Kebumen, Jawa Tengah (Jateng) terkait insiden bentrokan antara TNI dan warga desa Setro Jenar tersebut. Ke 7 orang tersebut diperiksa sebagai saksi dalam bentrokan itu dan diindikasikan adanya unsur pidana. Unsur pidana dalam insiden bentrok antara TNI-AD dan warga di sekitar Dislitbang TNI-AD terlihat dari adanya bekas pengrusakan dan bekas blokade yang dilakukan warga.

Pemeriksaan dilakukan bekerjasama dengan POM di TKP, sebab ada unsur TNI-AD yang terlibat. POM dilibatkan untuk menyelidiki jika ada unsur pidana yang dilakukan oleh anggota TNI. Dalam proses penyelidikan dan penyidikanya nanti antara POM dan TNI-AD akan melakukan cross chek hasil temuan-temuan di lapangan. Kondisi dan situasi Desa Setro Jenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kebumen saat ini berangsur aman dan kondusif serta normal kembali.

Jumlah saksi yang diperiksa terkait bentrokan tersebut terus bertambah. Polisi pun kini mulai menemukan titik terang sebab musabab terjadinya bentrokan, serta pelaku penembakan.

Titik terang ini berupa penyebab awal terjadinya insiden yang menyebabkan 4 warga sipil tertembak ini. Polisi juga mulai mengendus siapa pelaku penembakan.

Mengungkap kejadian progresnya yang menguraikan kejadian mulai dari awal kejadian, kejadian sampai ada korban. Sudah bergerak ke penelurusuran tindak pidana siapa pelaku? Siapa saksi?

Perlu keterangan TNI dan keterangan masyarakat dengan apa yang terjadi dalam bentrokan. Sifatnya pemeriksaan sudah mengarah ke interogasi. Bukan hanya dalam pemeriksaan anggota TNI, kordinasi juga dilakukan terkait barang bukti yang akan disita.

Soal barang bukti yang terkait dengan instalasi militer akan dikoordinasikan dengan POM TNI seperti gudang amunisi, gardu dislitbang, pintu pagar dan lain sebagainya. Kendati dari TNI sudah menegaskan bahwa peluru yang digunakan adalah peluru karet namun masih memerlukan visum dari dokter.

Kejadian seperti ini sudah sering terjadi, sehingga hal tersebut sangat disayangkan bisa terjadi lagi. Untuk itu perlu menjadi perhatian para aparat agar dimasa mendatang tidak akan terjadi lagi !

*(Sumber dari berbagai media)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar