TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS

"TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS"

Kamis, 22 September 2011

KONGRES PSSI DI SOLO AKAN GAGAL LAGI


1307675832722361672
(photo by google)
Kunci suksesnya Kongres PSSI di Solo yang akan dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2011 nanti, tak ada yang lain kecuali mundurnya para calon yang dilarang untuk maju pada kongres itu. Namun tanda-tanda untuk itu masih belum pasti padahal pelaksanaan kongres tersebut tinggal 18 hari lagi.
Kongres PSSI di Solo Jawa Tengah nanti merupakan Kongres Luar Biasa. Dan jika kongres nanti gagal maka Indonesia sudah dapat dipastika mendapat sanksi suspend per 1 Juli 2011. Sehingga untuk itu Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar harus benar-benar mempersiapkannya secara matang dalam sisa waktu sebelum pelaksanaan Kongres PSSI tersebut. Seandainya tidak memungkinkan bahwa Kongres tersebut dapat berjalan dengan lancar, lebih baik tidak perlu mengadakan Kongres tersebut. Karena, sampai hari ini (10 Juni 2011) PSSI masih tetap tergantung oleh Kelompok 78.
George Toisutta sendiri menyatakan bahwa dia berhak maju atau mundur dari pencalonan ketua asosiasi itu didalam Kongres Luar Biasa PSSI mendatang. Bahkan menurut Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu, tak ada yang bisa menghalangi dirinya karena dia punya hak untuk maju atau mundur dari pencalonan. Dan justru dia merasa aneh dengan pihak-pihak yang selama ini berbicara lantang, padahal sebenarnya tidak memiliki hak suara dalam kongres nanti. Ia juga mengungkapkan, adanya rekayasa dari pihak-pihak tertentu yang menghalanginya maju dalam persaingan memperebutkan kursi Ketua Umum PSSI dengan tak diakuinya Persatuan Sepak Bola TNI Angkatan Darat (PSAD). Dan dia menyatakan tidak perlu menemui Ketua Komite Normalisasi PSSI Agum Gumelar dan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng. Hal tersebut masih belum dapat dipastikan bahwa kongres nanti akan berjalan dengan baik.
Sementara itu Anggota Komisi X DPR RI, M Hanif Dhakiri, telah mengusulkan agar diadakan pakta integritas yang melibatkan Kementerian Pemuda dan Olahraga, KONI/KOI, Komite Normalisasi PSSI, dan para pemilik suara di kongres PSSI. Menurutnya rakyat Indonesia perlu jaminan agar kongres lanjutan PSSI bisa berlangsung kondusif dan menghasilkan kepengurusan baru. Mungkin pakta integritas bisa menjadi jaminannya. Pakta integritas tersebut setidaknya berisi tiga poin kesepakatan penting. Pertama, agenda kongres sesuai keputusan FIFA, yakni memilih ketua umum, wakil ketua umum dan anggota komite eksekutif PSSI. Masalah ‘tidak diperbolehkan’ memunculkan agenda lain di luar itu. Sedangkan poin kedua, aturan main kongres sebagaimana digariskan FIFA, termasuk di dalamnya tidak boleh mempersoalkan eksistensi dan mandat FIFA kepada Komite Normalisasi. Dan yang ketiga, peserta kongres yang memaksakan diri dengan agenda atau aturan di luar yang telah digariskan FIFA harus menerima jika karena alasan itu terpaksa dikeluarkan dari arena kongres.
Sebenarnya jika kongres nanti gagal lagi, bukan FIFA yang menghukum kita, tapi kita sendiri yang menghukumnya. Namun demikian, kita semua harus optimistis bahwa kongres PSSI mendatang akan lancar dan sukses. Setidaknya begitu yang ditegaskan oleh Bapak Andi Mallarangeng, Ibu Rita Subowo dan Bapak Agum Gumelar. Kita percaya niat baik mereka, termasuk niat baik Bapak George Toisutta dan Arifin Panigoro yang didukung Kelompok 78.
Jadi untuk itu perlu adanya pakta integritas yang ditandatangani bersama oleh Menpora, Ketua Umum KONI/KOI, Ketua Komite Normalisasi dan para pemilik suara atau peserta kongres PSSI sebelum kongres tersebut dilaksanakan. Dengan demikian kongres tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat mengambil keputusan sesuai tenggat waktu yang diberikan FIFA . Sehingga rakyat Indonesia yang sudah gemas melihat kemelut PSSI akan merasa yakin semuanya selesai melalui mekanisme kongres yang dimandatkan FIFA.
Akhirnya Komite Normalisasi harus bekerja ekstra hati-hati dalam pelaksanaan kongres tersebut dan juga harus dipastikan benar-benar efisien efektif. Artinya bila belum ada kesepakatan dari para peserta, tidak perlu lagi kongres tersebut dilaksanakan. Karena buat apa melaksanakan kongres yang biayanya relatif mahal tersebut kalau hasilnya sudah dapat dipastikan akan gagal lagi. Hal tersebut akan merupakan pekerjaan yang sia-sia saja. Padahal kesuksesan kongres PSSI nanti pasti akan menyelamatkan semangat prestasi-prestasi para pesepakbola Indonesia yang kini tengah berjuang untuk maju di event Internasional.-
*(Sumber dari berbagai media)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar