TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS

"TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS"

Kamis, 22 September 2011

STATUS GUNUNG DIENG DARI WASPADA MENJADI SIAGA


13067774421435785643
Gunung Dieng di Banjarnegara, Jawa Tengah, ditetapkan berstatus ‘siaga’ pada hari Senin 30 Mei 2011. Sebelumnya status Gunung Dieng tersebut masih ‘waspada’, kini dinaikkan menjadi siaga setelah aktivitas kegempaan yang disertai naiknya semburan gas beracun di kawah Timbang meningkat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengevakuasi warga yang tinggal di sekitar Gunung Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, hingga radius 1 km dari Kawah Timbang.
Upaya evakuasi dilakukan setelah pihaknya bersama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) berkoordinasi. BNPB juga telah melakukan upaya preventif terhadap ancaman yang mungkin terjadi terkait asap membahayakan yang keluar dari kawah Timbang.
13067771631149398489
Status Gunung tersebut bermula dari adanya laporan Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Surip. Petugas tersebut mengirimkan berbagai data aktivitas kegempaan dan semburan gas beracun. Dan juga melaporkan adanya tanaman yang mati di sekitar kawah Timbang.
Gunung Dieng sangat beda karakternya dengan gunung api lainnya. Yang paling ditakutkan dari meningkatnya aktivitas Gunung Api Dieng adalah semburan gas beracun CO2 yang keluar dari kawah. Secara kasat mata, fenomena aktifnya kawah tidak bisa terdeteksi. Warga sekitar Dieng hanya merasakan adanya gempa, sedangkan gas beracun sama sekali tidak kelihatan.
Untuk mendeteksi gas beracun tersebut, petugas telah memasang ‘telemeter laju rendah’ di sekitar kawah Timbang yang terkoneksi langsung ke Pos Pengamatan Gunung Api Dieng. Dari alat tersebut akan diketahui besarnya tingkat konsentrasi gas beracun serta arah penyebarannya.
13067772681549413657
Pada sore hari (30 Mei 2011), petugas Quick Respons Team dari Badan Geolog Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa konsentrasi gas CO2 telah mencapai 0,596% per volume. Sebelumnya, pada pagi hari konsentrasi gas baru 0,320%. Namun aktivitas kegempaan justru mengalami penurunan. Karena konsentrasi gas CO2 tercatat semakin meningkat, maka hal itu harus diwaspadai, warga dilarang keras mendekat ke Kawah Timbang !
Dari hasil pengamatan Team dari Badan Geolog ESDM kemarin, bahwa gas beracun yang menyembur dari kawah Timbang tersebut selain gas karbondioksida juga mengeluarkan gas-gas lainnya seperti sulfur dan karbonmonoksida. Dari ketiga gas tersebut, yang paling membahayakan adalah karbondioksida atau CO2, karena gas tersebut tidak terasa dan tidak berwarna, sehingga sama sekali tidak dapat terlihat oleh mata manusia.
Sejarah Gunung Dieng berdasarkan dari data kegunungapian, bahwa letusan gunung di kawasan Pegunungan Dieng pernah terjadi pada tahun 1786. Saat itu letusan terjadi di kawasan kawah Dringo. Kemudian pada tahun 1928 juga pernah meletus dari kawah Timbang yang menyebabkan 39 korban tewas. Dan pada tahun 1939 pernah terjadi letusan, juga di kawah Timbang dengan jumlah korban 10 orang meninggal dunia. Dilanjutkan dengan letusan yang terjadi pada tahun 1944 yang menyebabkan 114 warga meninggal dunia. Serta yang terakhir adalah ‘Peristiwa Sinila’ 32 tahun yang lalu dengan jumlah korban jiwa terbanyak dalam letusan kawah di Pegunungan Dieng tersebut terjadi pada tahun 1979. Saat itu telah terjadi erupsi freatik dan gas beracun di kawah Sinila, yang menyebabkan 149 warga meninggal.-
*(Sumber dari berbagai media)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar