Serangan hama ulat bulu sejak dua minggu lalu, yang sampai sekarang masih terjadi di areal perkebunan mangga di Kabupaten Probolinggo - Jawa Timur, adalah akibat anomali cuaca atau keadaan cuaca yang tidak menentu dalam beberapa tahun terakhir ini. Serangan hama ulat bulu Probolinggo tersebut, kini sudah meluas. Berdasarkan pantauan media, hama ulat bulu telah meluas hingga ke Kabupaten Pasuruan, di Kecamatan Nguling. Dan juga sudah mulai menjalar ke Banyuwangi.
Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, menghentikan sementara upaya penyemprotan dengan insektisida. Karena hama ulat bulu yang ada di Kabupaten Probolinggo mulai dapat dikendalikan. Terlihat dari banyaknya ulat yang mati akibat penyemprotan insektisida sejak beberapa hari lalu. Selain itu banyak pula ulat bulu yang telah berubah menjadi kepompong. Hama ulat bulu telah menyerang Kabupaten Probolinggo sejak 10 hari lalu dan sebanyak 46 desa di sembilan kecamatan terserang hama itu. Sementara itu tim ahli dari IPB telah berada dilokasi untuk melakukan penelitian. Hasilnya diharapkan dapat diketahui penyebab ledakan populasi ulat di Kabupaten Probolinggo.
Kepala UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Jawa Timur menjelaskan hari ini (Selasa, 05 Maret 2011) kepada media, bahwa dua daerah itu jumlahnya ulatnya sedikit. Kalau di Wonoasih hanya beberapa RT, sedangkan di Nguling ada 3 pohon. Tapi semua sudah dikendalikan dengan cara disemprot. Ia menerangkan, jumlah pohon mangga di tiga daerah yang terserang ulat bulu mencapai sekitar 14.682 pohon. Dari jumlah tersebut, sekitar 80 persen sudah dikendalikan dengan cara penyemprotan menggunakan bahan pestisida. Semua kecamatan sudah dikendalikan. Tapi masih ada beberapa desa yang belum dikendalikan, dan sampai hari ini kita masih melakukan penyemprotan. Dinas Pertanian Jatim dan pemerintah kabupaten atau kota setempat, terus berupaya melakukan pengendalian terhadap ulat bulu yang menyerang pohon mangga.
Serangan hama ulat bulu yang sampai sekarang masih terjadi tersebut, diakibatkan anomali cuaca atau cuaca yang tidak menentu dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini telah dijelaskan oleh Kepala Laboratorium Hama, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Dr Ir Totok Himawan. Hujan yang terus menerus terjadi di sejumlah kawasan, mengakibatkan musuh alami ulat yakni sejenis predator bernama “Braconid” dan “Apanteles” tidak mampu bertahan hidup. Sehingga musuh alami itu tidak bisa lagi mengontrol populasi ulat bulu yang semakin banyak, dan mengakibatkan ulat itu berkembangbiak secara cepat dan menyebar ke lingkungan penduduk. Ia menjelaskan, dalam proses sirkulasi kehidupan ulat saat masih menjadi telur, musuh alami ulat itu selalu memberikan parasit pada telur ulat, sehingga dari ribuan telur, hanya beberapa telur saja yang lolos dari parasit dan bisa menjadi ulat. Namun akibat hujan yang terus menerus terjadi, proses kehidupan musuh alami tersebut terganggu, sehingga tidak mampu memberikan parasit pada telur ulat, akibatnya populasi ulat tidak bisa terkontrol dan menjadi banyak. Kalau akibat abu Bromo seperti yang dikatakan penduduk itu hanya kemungkinan kecil, sebab abu Bromo yang hanya terjadi sebentar tidak mungkin mengganggu kehidupan musuh alami tersebut.
Selain cuaca, berkembangbiaknya secara cepat ulat itu bisa terjadi karena pemakaian pestisida secara berlebihan oleh petani, hal ini bisa mengakibatkan terganggunya sirkulasi salah satu kehidupan, termasuk musuh alami ulat tersebut. Pestisida yang digunakan secara berlebihan, bisa mengakibatkan kehidupan musuh alami ulat terganggu dan tidak sempat berkembangbiak, sehingga tidak mampu mengendalikan populasi ulat. Meski demikian, Totok yang juga merupakan salah satu dosen pertanian itu mengharapkan, agar masyarakat tidak perlu takut terhadap serangan ulat di Probolinggo, sebab ulat yang berkembang biak di Probolinggo adalah sejenis ulat yang tidak gatal.
Serangan ulat yang ada di Probolinggo itu adalah dari spesies “Dasychira Inclusa” atau sejenis ulat berbulu yang tidak gatal dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Totok mengatakan, serangan ulat tersebut juga berpotensi meluas ke daerah-daerah lain, mengingat anomali cuaca yang terjadi di beberapa daerah. Salah satu pengedaliannya, yakni melakukan penyemprotan dari bahan Insektisida tertentu atau dari cairan “Lamda Sihalotrim”.
Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan Selasa pagi melakukan penyemprotan di Desa Pandean, Kecamatan Nguling. Penyemprotan ini dilakukan untuk mengantisipasi serangan ulat bulu di wilayah tersebut. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan M Ichwan mengatakan, penyemprotan memakai pestisida yang biasa digunakan untuk membasmi ulat tanaman jagung dan padi. Diharapkan ulat-ulat tersebut langsung mati. Ichwan menilai ulat bulu yang terjadi di Probolinggo dan Pasuruan berbeda jenis. Ulat yang menyerang Probolinggo berwarnanya lebih gelap dan jenisnya juga masih belum diketahui. Ulat jenis ini, lanjut dia, biasa ditemukan di wilayah pegunungan, dataran tinggi, dan memakan daun tanaman kopi atau kakao. Namun di Pasuruan, ulat ini menyerang daun pohon mangga. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi migrasi ulat tersebut maka Dinas Pertanian bekerja sama dengan Universitas Brawijaya dan IPB, melakukan penelitian.
Pantauan di lapangan, para petugas tidak hanya melakukan penyemprotan di Dusun Pandean, namun juga menyisir di sekitar desa. Dinas Pertanian pun sudah menyiapkan stok pestisida di kantor kecamatan setempat, mengantisipasi apabila terdapat serangan ulat di wilayah itu.
Cukup lama masyarakat Probolinggo dan Pasuruan resah akibat serangan ulat-ulat tersebut, karena sampai dengan hari ini sudah dua minggu lebih, masih terus ada. Upaya masyarakatpun sudah dilakukan dari menyebar 1.000 burung predator dan penyemprotan pestisida serta pembakaran ulat-ulat tersebut. Sampai dengan hari ini masih belum tuntas, bahkan warga Banyuwangi saat ini juga mulai resah disana sudah sejak hari Minggu lalu mulai diserang hama ulat bulu tersebut. Ternyata wabah ulat bulu ini cukup memprihatinkan. Sampai kapankah wabah tersebut akan dapat teratasi ?
Postingan 05 April 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar