TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS

"TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS"

Rabu, 21 September 2011

BOM BUNUH DIRI CIREBON DIDUGA PELAKUNYA ADALAH 'JARINGAN LAMA'


Menurut Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutanto bahwa bom bunuh diri di Cerebon itu diduga didalangi oleh jaringan lama, yaitu jaringan lama dengan pelaku yang baru dan modus operandi yang sama.

Kota Cirebon mendadak dikagetkan dengan ledakan yang diduga bom bunuh diri oleh salah satu jamaah yang hendak shalat di Masjid At Taqwa Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, Jumat (15 April 2011). Salah satu korban identifikasi adalah Kapolres Cirebon Ajun Komisaris Besar Edi Mardianto. Kapolres dibawa ke rumah sakit Gunung Jati. Sementara korban lainnya dilarikan ke rumah sakit Pelabuhan, Cirebon.
Sejauh ini jumlah korban luka-luka bertambah menjadi 17 orang. Kebanyakan dari para korban merupakan para personel polisi. Masjid yang berada di kompleks Mapolresta ini berada ditengah-tengah kota Cirebon.
Sebelumnya Polda Jawa Barat membenarkan jika adanya bom yang meledak di masjid dekat Mapolres Cirebon. Bom tersebut meledak setelah shalat Jumat sekitar pukul 12.35 WIB.
Kapolresta Cirebon, AKBP Herukoco, juga menjadi korban bom bunuh diri tersebut. Dia telah di operasi untuk membersihkan serpihan bekas bom yang bersarang ditubuhnya, di RS Pertamina Cirebon. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, punggung Herukoco mengalami luka parah akibat terkena serpihan bom berupa paku, baut dan seng. Saat kejadian berlangsung, pelaku bom bunuh diri itu memang berada di dekat barisan shaf Herukoco.
Di Rumah Sakit Pertamina, hanya ada satu korban ledakan yaitu Kapolresta Cirebon. Sementara, korban lainnya dilarikan ke RS Pelabuhan Cirebon.

Kasat Narkoba Polresta Cirebon, AKP Tri Pilayanto, menyatakan pelaku bom bunuh diri nampaknya memang sengaja mendekati Kapolres saat jamaah berdiri untuk memulai Shalat Jumat. Tri merasa curiga dengan pelaku yang berjaket hitam itu, setelah Khotbah Jumat selesai, langsung mendekat ke arah Kapolresta. Menurut Tri, hanya dalam hitungan detik, bom itu meledak.

Imam shalat Jumat di Masjid Mapolresta Cirebon, H Abbas Sudinta menyatakan, pendengarannya masih terganggu pascaledakan bom. Ia kini terbaring lemah di RS Pelabuhan, dalam perawatan dokter. “Saya berharap segera pulih, biar keluarga tak cemas,” ujarnya.
Sudinta mengalami luka di bagian pelipis, bahu, dan pergelangan tangan. Yang terparah, di bahunya. “Beberapa paku tertancap di bahu saya,” ujar penyuluh agama Islam yang ditugaskan di Kecamatan Kejaksan ini.
Ia menceritakan, pusing yang dialaminya mulai berkurang. Sebelumnya, begitu bom meledak disertai suara yang memekakkan telinga, ia seolah mendadak tuli dan kepala langsung berkunang-kunang. Asap tebal yang disertai bau sangat menyengat membuatnya sesak nafas.
Ia sempak kebingungan mencari pintu keluar untuk menyelamatkan diri. Suasana panik, jamaah berhamburan keluar. Dua atau tiga shaf di bagian tengah di arah belakangnya, banyak yang terluka dan tergeletak.
Ia berjalan menyusuri tembok samping, mencari pintu keluar di arah samping mihrab, tempat takmir masjid biasa keluar masuk. begitu berhasil keluar, ia jatuh terduduk, sebelum akhirnya ditolong jamaah lain.
Saat itulah ia menyadari, bajunya sudah compang-camping, sobek di sana-sini. Warnanya pun berubah menjadi merah, basah oleh darah. “Di pelipis, darah mengucur deras,” tuturnya pelan.
Sang penolong sempat menunjukkan mimik ngeri, melihat paku tertancap di bahu. Pertolongan medis yang cepat, membuat darah berhenti keluar. Kini Abbas masih tergolek di ruang ICU RS Pelabuhan.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutanto mengatakan pembom di Cirebon diduga pelaku baru yang didalangi jaringan lama. “Jaringannya tetap. Itu-itu saja. Yang beda adalah pelakunya, mereka merekrut pelaku baru. Modus operandinya pun tidak baru,” kata Sutanto usai Rapat Koordinasi bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, di Jakarta, Jumat.
Ia menengarai tokoh lama dengan kemampuannya mempengaruhi massa dan berhasil merekrut pelaku baru. Bom meledak di Masjid Polresta Cirebon sekitar pukul 12.15 WIB. Seseorang yang diduga pelaku bom bunuh diri tewas dengan perut hancur. Pelaku ikut shalat Jumat dan berada di baris kedua. Akibatnya, belasan polisi luka-luka termasuk Kapolresta Cirebon AKBP Herukoco.
Menteri Polhukam Djoko Suyanto mengatakan, pemerintah mengutuk pemboman di Cirebon tersebut.
Presiden dan seluruh jajaran pemerintah mengutuk keras kejadian yang tidak berperikemanusiaan ini.
Menurutnya, sesaat setelah kejadian, Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo langsung melapor kepada presiden. Presiden Yudhoyono lantas memerintahkan Timur, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai, Kepala Badan Intelijen Negara Sutanto, Badan Intelijen Strategis, beserta lembaga terkait untuk sekuat tenaga mencari siapa yang ada di balik aksi tersebut.
Yudhoyono juga meminta segenap elemen masyarakat, mulai dari ulama, Lembaga Swadaya Masyarakat, hingga pimpinan daerah untuk menanggulangi terorisme.
Kepada masyarakat diminta untuk memberikan informasi, sekecil apapun, kepada aparat terdekat untuk ditindaklanjuti. Dan para aparat juga diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya.

(Sumber : dari berbagai media)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar