TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS

"TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS"

Kamis, 22 September 2011

DIRA SUGANDI PENYANYI JAZZ INTERNASIONAL INDONESIA YANG SUKSES


13056253101300322940
‘No More Tears’ adalah sebuah lagu yang sangat disukai oleh penggemar jazz di Inggris dan di Jepang. Lagu ini langsung mendapat apresiasi dari pecinta musik jazz dengan menghuni tangga alas lagu jazz dunia. Dan lagu tersebut adalah salah satu dari sebelas lagu dalam album ‘Something About The Girl’ yang telah menduduki peringkat tujuh untuk album soul di Inggris pada tahun 2010 dan masuk ‘Nominees named for 2010 SoulTrack Award’ (http://www.soultracks.com/2010-awards-nominees ).
1305632273161272899Ternyata yang melantunkan lagu tersebut adalah Dira Sugandi seorang penyanyi dari Indonesia yang telah ‘Go International’. Dira kurang begitu dikenal di Indonesia namun justru dikenal di Inggris, Jepang, Jerman, Prancis, Afrika Selatan dan Amerika Serikat.
Di Indonesia, Dira lebih banyak muncul di panggung musik jazz, seperti ajang Java Jazz Festival. Sudah sejak enam tahun yang lalu dia diundang mengikuti Jakarta International Java Jazz Festival. Dan dia belum pernah absen. Pada Tahun 2009 lalu dia pernah manggung bersama Jason Mraz, sedang pada tahun 2010 manggung dengan Diane Warren, Roy Hargof dan Ivan Liss serta pada tahun ini, 4 Maret 2011 lalu Dira tampil solo.
Tahun inipun Dira telah tampil berkolaborasi dengan dengan grup jazz asal Inggris, Incognito pada hari Jumat tanggal 29 April 2011 dalam konser ”Incognito Live Concert 2011” di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Sebuah konser dalam rangka merayakan ulang tahun ke-30 Incognito. Bagi Dira kolaborasi tersebut adalah untuk yang kedua kalinya. Dan pada hari Minggu 15 Mei 2011 kemarin Dira tampil berkolaborasi dengan Andrea Bocelli di Grand Ballroom Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta. Mereka berdua membawakan lagu ‘The Prayer’. Dira telah dipilih karena dia dianggap akan dapat mengimbangi suara Bocelli dan Kolaborasi tersebut diiringi oleh Magenta Orkestra.

Album ‘Something About The Girl’ adalah album perdana Dira yang dirilis di Inggris pada tanggal 8 Maret 2010 oleh Expansion Records. Delapan puluh persen musik dan lirik di album itu dibuat oleh Jean Paul Maunick (Bluey), produser, pencipta lagu, gitaris, vokalis sekaligus pimpinan Incognito. Tak butuh waktu lama bagi Bluey untuk membuat lagu-lagu itu. Bluey bertanya soal referensi musik Dira dan pengalaman-pengalaman pribadi Dira untuk sumber inspirasi lagu. Tentu saja akhirnya lebih mudah karena Dira adalah penggemar karya-karya Bluey. Lantas untuk executive producer, Dira berhasil membuat seorang pengusaha tertarik untuk berpartisipasi dalam pembuatan album yang di Indonesia dirilis oleh Aquarius Musikindo. Meskipun musik pop di album Dira Sugandi ini kental sekali dengan warna jazz, dia enggan disebut sebagai penyanyi jazz.
1305636309580947001
Lagu-lagu album Dira terbilang cukup unik. Kita akan dapat mendengar beberapa lagu soul dengan sentuhan funk dan jazz, serta nuansa RB bahkan bossas. Ada pula napas ballad seperti pada ‘Hand On Your Heart’ dan dance song dalam ‘No More Tears’. Plus, lagu Dira yang berduet dengan penyanyi hip hop, Omar, yaitu ‘Lets Go Back’. Disamping itu ada lagu ‘Hand On Your Heart’, ‘Get Through To You’, ‘Loving A Stranger’ and ‘Time Out Of Time’. Dira tampak bahagia ketika disebutkan bahwa albumnya telah menduduki peringkat tujuh untuk album soul di Inggris atau satu tingkat di bawah album penyanyi RB, Usher http://www.tradebit.com/mp3-artist/571780/dira ).
Daftar Lagu Album ‘Something About The Girl’ :
13056343381265886493
Dira Julianti Sugandi, nama lengkap Dira, merasa puas dan senang karena lagu-lagunya telah melambung di belantika musik di Amerika Serikat, Inggris, Jepang ketimbang di Indonesia. Namun ada perasaan sedih dalam diri perempuan kelahiran Bandung, Jawa Barat, 29 Juli 1979. Pasalnya, masyarakat Indonesia belum begitu mengenalnya sebagai sesosok penyanyi jazz.
1305636514445128917
Musik jazz telah membesarkan namanya itu tak membuat Dira melupakan budaya leluhur. Kecintaannya pada negeri sendiri membuat dia telah mencoba memasukan unsur karawitan dalam jazz.
Mulai dari Dira kecil yang sudah menunjukkan bakat bernyanyi. Putri pasangan Rudiama Suganda dan Mira Susanti itu mulai mengasah olah vokal secara autodidak. Pada tahun 1989-1991, ayah Dira mendapatkan beasiswa untuk mengambil gelar master di salah satu universitas ternama di Kansas, Amerika Serikat (AS). Pada masa selama menetap di AS bersama keluarga tersebut selalu ia kenang sebagai kebangkitan dirinya terhadap bermusik (jazz).
Kemampuan bernyanyi ia asah lewat les musik dan lebih dari motivasi untuk bisa manggung di AS menjadikan Dira terus bertekat mendalami seni olah vokal ini.
Kenangan yang indah yang ia rasakan di Kansas, ketika mengunjungi China Market hingga bermain di Shadow Lake. Karena kebetulan ia tinggal di kawasan yang ada danaunya, maka ia berlatih menyanyi di pinggir danau tersebut.
1305636922894685342Setelah mulai remaja, Dira sempat akan mengikuti Asia Bagus di Singapura, tetapi dibatalkan karena harus mengikuti ujian sekolah. Namun ia selalu berlatih dan berlatih hingga bakatnya di dunia tarik suara semakin mapan. Setelah lulus SMA pada 1997 di Kota Bandung, Dira pun mulai tampil di berbagai kafe sekadar untuk menyalurkan bakat. Dira sempat mengambil program studi teknik sipil-di Universitas Parahyangan, Bandung. Namun pada tahun ketiga, ia keluar karena tidak betah dengan jurusan yang ia pilih.
Kemudian Dira memutuskan untuk mengambil sekolah musik saja. Tetapi saat itu ayahnya tidak setuju, namun dia tetap kukuh pada pendirian. Karena potensi yang dimiliki Dira sangat besar, akhirnya meluluhkan hati kedua orang tuanya. Mereka mendukung Dira hingga menyelesaikan gelar sarjana di Program Studi Musik, Universitas Pelita Harapan, Jakarta.
Setelah menyandang S1, ia semakin percaya diri, ditambah kualitas suara Dira telah diakui oleh teman-temannya kalau Dira memiliki corak dan warna tersendiri. Ternyata, karakter jazz sangat cocok buat Dira.
Perjalanan Dira Sugandi
Secara kebetulan Dira yang menyukai Incognito dapat mengenal Bluey pada tahun 2001 ketika Incognito tampil di panggung dan Dira menontonnya di baris yang paling depan, lalu ia menyanyikan lagu “Still a Friend of Mine” ketika disodorkan mikrofon oleh sang vokalis Xavier Barnett.
Kemudian dia diminta untuk ke belakang panggung. Kejadian tersebut membuat Dira berkenalan dengan Bluey hingga akhirnya diajak tampil beberapa kali bersama Incognito dan persahabatan mereka berujung pada dibuatkannya album mimpi yang jadi kenyataan yang dibuatkan oleh musisi pujaan. Luar Biasa !
1305641758821011420Bluey ingin membantu membuatkan album setelah Dira mengatakan salah satu motivasinya adalah ingin mengangkat banyak musisi berbakat di Indonesia supaya lebih dikenal di luar negeri. Oleh karena Itu pemain musik di album itu juga melibatkan banyak musisi lokal di antaranya, Tohpati, Barry Likumahuwa, dan Indro Harjodikoro. Hanya string section danhorn section serta mastering yang dilakukan di Inggris, selebihnya di Indonesia. Dira ingin kalau orang membeli albumnya kemudian melihat credit title-nya, adalah musisi-musisi Indonesia.
Konon albumnya yang kali pertama beredar di luar negeri, seperti di Inggris dan Jepang, telah mendapatkan apresiasi dari pecinta musik jazz disana. Album “Something About the Girl”, berisi 11 lagu berbahasa Inggris dan 2 lagu bahasa Indonesia, ‘Kami Cinta Indonesia’ ciptaan Harry Roesli dan ‘Ku Cemburu’ gubahan Rieka Roslan. Album itu lebih dulu beredar di London dan Tokyo, Maret 2010 lalu. (Album yang beredar di luar negeri berisi 11 lagu sedang yang beredar di Indonesia berisi 13 lagu).
Penyanyi jazz Dira Sugandi memang lebih tersohor di luar negeri ketimbang di Indonesia. Karena dia selalu manggung dalam konser bersama musisi jazz dunia. Salah satunya Incognito dari Inggris. Pimpinan grup dan produser tersohor Incognito, Jean Paul Maunick (Bluey), adalah orang yang membimbing Dira hingga kariemya menjadi seperti saat ini.
13056373661391022771
Sepuluh tahun yang lalu Dira berkenalan dengan Bluey. Sebagai penyanyi kafe, Dira termasuk penggemar berat Incognito. Dia hafal semua lagunya dan saat Incognito tampil di Bandung, Dira membeli tiket termahal di deret kursi paling depan. Kebiasaan Bluey yang ingin tampil sedekat mungkin sehingga penonton diminta berdiri. Dira pun sangat senang. Saat vokalis Incognito, Xavier Barnett, menyodorkan mikrofon, Dira pun menyanyi. Barnett tercengang mendengar hafalan Dira. Selesai manggung, ia memberi isyarat agar Dira pergi ke belakang panggung. Tentu saja Dira senang sekali dengan panggilan itu.
Keesokan harinya Barnett menelepon Dira. Dia diundang untuk bertemu Bluey. Produser dan komposer gaek itu memuji suara Dira. Mereka cukup akrab. Obrolan pun berlangsung lama. Akhirnya Bluey meminta Dira mengirim e-mail. Kemudian Dira menjalankan pesan Bluey, dia mengirim e-mail. Namun lebih dari setahun tidak ada balasannya.
Tapi akhirnya sungguh tidak disangka, Dira ditelepon oleh promotor Incognito di Indonesia, Peter Basuki. Menurutnya, Bluey meminta dikirimkan contoh suara Dira. Dan tak lama kemudian Dira pun diajak konser ke Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar. Tiga tahun kemudian, incognito kembali datang untuk konser di Jakarta, Bah, dan Singapura. Bluey menginginkan Dira lebih sering tampil bersama Incognito. Tetapi Bluey menyadari bahwa Dira masih sekolah. Dan Dira ingin menyelesaikan sekolahnya dulu.
Karena sering konser bareng Incognito itu, Dira selalu diundang mengikuti Jakarta International Java Jazz Festival.
Setelah lulus kuliah dari Vocal Performance Universitas Pelita Harapan, Jakarta, pada 2006, Dira diundang Bluey ke London. Di London, ia menginap di rumah keluarga Bluey. 13056375451580257363Dira ditawarkan Bluey untuk membuat album dan diminta agar Dira berusaha mendapatkan sponsor. Meski begitu, Bluey berjanji akan menyisihkan sebagian pendapatan konsernya untuk pembuatan album jika Dira tak mendapatkan sponsor. Dira beruntung, pada tahun 2007 ada seorang pengusaha bidang energi berminat menjadi sponsor Dira tanpa kontrak apa pun. Nilainya lebih dari Rp 1 miliar. Sponsor ini didapatkan Dira saat membantu Eros Djarot membesut suatu konser. Kebetulan pengusaha ini mengenal mendiang kakeknya, karena Kakeknya Dira adalah dokter keluarga si pengusaha tersebut. Dengan dana itu, Dira lancar membuat album.
Album tersebut diciptakan Bluey berdasarkan kisah perjalanan Dira menjadi musisi jazz. Ada banyak pujian mampir di akun Facebook maupun Twitter miliknya. Bahkan beberapa penggemar mengaku kaget kalau Dira berasal dari Indonesia. Bahkan ada orang Indonesia yang tinggal di Amerika mendapatkan album Dira di luar negeri. Sungguh sangat disayangkan, ketenaran serupa tak diperolehnya di negeri sendiri.
Sebenarnya sebelum dengan Bluey, dulu pernah ada produser menawari rekaman. Tetapi Dira menolaknya karena produser tersebut minta uang dulu. Meski banyak yang menyarankan pindah ke luar negeri, Dira tetap bertahan.
Musik telah menjadi separuh jiwa Dira. Bakat ini sudah diolah sejak kecil. Kedua orang tuanya, Rudiama Sugandi dan Mira Susanti adalah penyuka musik. Dari orang tuanya pula Dira bisa berkenalan dengan beberapa seniman seperti Harry Roesli dan Yockie S. Prayogo.
Dan ketika pujian itu datang, gosip pun mulai menerpa. Namun beruntung Dira memiliki mentor Bluey, yang amat peduli akan hal-hal pribadi. Dira disarankan untuk mengurangi pertemuan yang tak penting. Begitu pula orang tuanya, mereka sadar putri sulungnya telah menjadi sorotan publik.
Kesempatan emas
Dira telah mendapatkan kesempatan itu saat hendak berkarier di dunia musik. Bermula tanpa disengaja saat Incognito grup jazz asal Inggris tampil di Bandung pada 2001. Seusai pertunjukan Dira berkenalan dengan salah satu pentolan grup jazz yang sudah mendunia tersebut. Hubungan berlanjut. Pada 2007, Bluey menawari Dira untuk membuat album. Dira pun menyambutnya hingga mengikuti proses pembuatan rekaman sekitar 2 tahun. Dari situ Dira akhirnya mengenal musisi-musisi jazz dunia lainnya. Eksistensi di dunia jazz membawa Dira sempat berduet bersama penyanyi kaliber dunia, seperti Jason Mraz di Java Jazz 2009.
1305642048334900944
Hingga pada Maret 2010 silam, Dira telah mengeluarkan album “Something About the Girl”. Dan pada tahun ini Dira telah berkesempatan berkolaborasi dengan Incognito (29 April 2011) dan dengan Andrea Bocelli (15 Mei 2011)
Interaksi antarmusisi jazz bagi Dira adalah kebutuhan untuk terus menggalang kemajuan musik jazz. Untuk itu selain bernyanyi, Dira juga mengikuti sebuah proyek World Peace Orchestra.
Beberapa musisi kawakan ada di dalamnya, seperti Dwiki Dharmawan, Wal fredo Reyes Jr, Roger Burns, Steve Thor-ton, Andy Suzuki, dan Tollak Olstad.
Menurutnya, Indonesia sebenarnya punya musisi-musisi jazz kelas dunia. Namun perhatian pemerintah terhadap mereka masih sangatlah kurang. Dira menjelaskan bahwa beberapa konser jazz yang diselenggarakan di tanah air selalu didanai dari kocek musisi sendiri.
1305639434748703097
Obsesi
Menggabungkan jazz dengan seni tradisional karawitan sudah menjadi cita-cita Dira, karena menurutnya mendalami jazz bukan berarti melupakan musik tradisional. Dan genre jazz bukanlah jenis musik yang hanya bisa dinikmati orang elite.
Saat ini Dira memang sedang mendalami seni suara karawitan, baik vokal maupun instrumental. Pekerjaan ini tidaklah mudah sebab membutuhkan penjiwaan yang tepat. Karawitan sendiri terdiri dari tiga jenis, yaitu sekar, gending, dan pencampuran antara sekar dan gending. Dari ketiga jenis itu. Dira lebih mendalami karawitan sekar. Pasalnya, jenis ini merupakan salah satu bentuk kesenian yang dalam penyajiannya lebih mengutamakan unsur vokal atau suara.
Karawitan dikolaborasikan dengan jazz pasti bagus. Dira pernah mempelajari hal tersebut ketika dia masih sekolah di SMP dan karena itu sekarang ini ia benar-benar ingin menggabungkan musik jazz dengan unsur keetnisan Indonesia. Bahkan untuk album keduanya nanti, Dira bertekad akan mendiskusikan niatnya ini dengan produser.
13056413071232656572
Akhirnya, Dira Sugandi sangatlah pantas mendapatkan kesuksesannya setelah melewati perjalanan yang amat melelahkan dan penuh pengorbanan itu.
Album perdananya yang rampung pada tahun 2009 lalu, kini telah fokus pada promosi di Inggris dan Jepang. Di bawah bendera Expansion Records, album ‘Something About the Girl’ telah didistribusikan ke beberapa wilayah Eropa lainnya seperti Jerman dan Prancis. Bahkan, ada permintaan juga dari Afrika Selatan. Dan sebenarnya, ada beberapa label di Amerika Serikat yang telah tertarik. Namun untuk mimpi yang satu itu, jalannya masih cukup panjang.
Selamat dan Sukses buat Dira Sugandi, kamu telah membanggakan Indonesia !
*(sumber dari berbagai media)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar