TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS

"TERUSLAH MENULIS SELAMA KITA MASIH BISA MENULIS"

Kamis, 22 September 2011

HARGA MINYAK TANAH HARI INI MENCAPAI Rp.10 RIBU PER-LITER


Mulai bulan Juni 2011 Pertamina mengurangi minyak tanah bersubsidi. Penghentian penyaluran minyak tanah bersubsidi sebagai bagian program pemberian paket elpiji bersubsidi kepada rumah tangga miskin di Pulau Lombok.
Menurut Perwakilan Penjualan Depo Pertamina Ampenan, penghentian penyaluran minyak tanah bersubsidi, tidak secara keseluruhan, namun akan dilakukan secara bertahap yakni dimulai dari tingkat kecamatan yang 80 persen warganya sudah memperoleh paket tabung gas bersubsidi kemasan tiga kilogram. Setiap kecamatan yang sudah rampung pendistribusian paket elpiji bersubsidi akan dikurangi jatah minyak tanah bersubsidinya minimal 30 persen dari total penyaluran. Ditegaskan bahwa penghentian penyaluran minyak tanah bersubsidi dilakukan agar tidak ada rumah tangga miskin yang menerima subsidi ganda dari pemerintah.
Masyarakat yang memperoleh paket elpiji bersubsidi harus bisa menyesuaikan setelah minyak tanah bersubsidi ditarik dari peredaran. Bagi masyarakat yang belum mampu menyesuaikan, pihaknya menyediakan minyak tanah non subsidi yang tentunya harus dibeli dengan harga yang relatif lebih mahal. Minyak tanah non subsidi harganya mencapai Rp 9.380 per liter.
Sementara itu harga minyak tanah di pedalaman Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mencapai Rp10 ribu per liter. Tingginya harga minyak tanah tersebut sangat menghambat roda perekonomian terutama bagi masyarakat yang ada di wilayah hulu pedalaman Kabupaten Kotawaringin Timur. Selain harganya yang tidak terjangkau, minyak tanah juga sangat sulit didapatkan sehingga sebagian besar penduduk yang tinggal di daerah pedalaman beralih ke kayu bakar untuk kebutuhan memasak.
Masyarakat Kotawaringin berharap agar Pemerintah daerah dan Pertamina mengontrol harga minyak tanah di tingkat agen dan pengecer. Kelangkaan minyak tanah di daerah pedalaman itu diketahui ketika Sekretaris Komisi II DPRD Kotawaringin Timur, Ary Dewar, melakukan pemantauan hasil pembangunan ke Desa Sungai Ubar, Kecamatan Cempaga Hulu, Kotawaringin Timur. Harga minyak tanah di tingkat pangkalan di daerah itu sekarang sudah mencapai Rp10 ribu per liter, sedangkan solar mencapai Rp7 ribu hingga Rp9 ribu per liternya.
Padahal jika mengacu kepada Harga Eceran Tertinggi (HET) Kotawaringin Timur harga minyak tanah hanya Rp.3.500 per liternya, sedangkan yang ada sekarang sudah jauh diluar batas kewajaran. Untuk yang di Kalimantan Tengah sungguh memprihatinkan karena kelangkaan minyak tanah tersebut bukan karena program pemberian paket elpiji bersubsidi kepada rumah tangga miskin seperti yang dilaksanakan di Pulau Lombok.-
*(Sumber dari berbagai media)


Postingan 24 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar