Pada saat saya bertugas di Tuban, Jawa Timur beberapa waktu yang lalu saya pernah diajak rekan-rekan sekerja ke Lamongan. Kami berangkat dari Tuban pagi hari jam 07.00 wib, lama perjalanan dari Tuban ke Lamongan berkisar satu setengah jam. Setibanya di kota itu kami mampir mengunjungi tempat rekreasi Wisata Bahari Lamongan (WBL) yang menurut rekan saya bahwa tempat tersebut adalah sebuah objek parawisata yang terbesar di Jawa Timur. Ketika kami tiba disana sekitar pukul 08.30 wib, saya sempat kaget melihatnya, karena ternyata di daerah yang dulunya sepi, kini terlihat sangat ramai sekali. Konon katanya taman wisata tersebut saat ini merupakan taman hiburan kebanggaan warga Kabupaten Lamongan.
Lamongan yang dikenal memiliki makanan khas yang terkenal seperti Soto Lamongan, Nasi Boranan, Tahu tek, dan Tahu Campur Lamongan, juga memiliki sejumlah obyek wisata menarik. Di daerah pantai terdapat obyek wisata Monumen Van der Wijck, Waduk Gondang, Wisata Bahari Lamongan (WBL) dan Gua Maharani yang terletak di Kecamatan Paciran, di tepi jalur utama pantura (jalan Raya Daendels dengan sebutan jalan Anyer - Panarukan), merupakan gua kapur yang sangat indah. Tak jauh dari Gua Maharani, terdapat Makam Sunan Drajat dan Makam Sunan Sendang Duwur, yakni penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Kedua makam tersebut memiliki arsitektur yang sangat dipengaruhi oleh Majapahit. Di dekat kompleks makam terdapat Museum Sunan Drajat.
WBL kini menjadi andalan baru di Lamongan. Taman wisata tersebut mampu menyedot jutaan peziarah dan wisatawan nusantara maupun manca negara. Disamping itu fenomena sosial wisatawan religi, budaya dan ekonomi itu telah dikemas untuk menggerakkan perekonomian rakyatnya dengan memanfaatkan potensi kunjungan jutaan wisatawan religi yang tiada putus-putusnya itu, dihadang diroute bersejarah jalan raya Deandels untuk mampir pula menikmati keajaiban isi perut bumi Gua Maharani dan keindahan alam pantai wisata bahari Tanjung Kodok.
Obyek wisata lokalan itupun kemudian dibangun bertaraf internasional dengan manajemen modern dibawah payung PT. Bumi Lamongan Sejati, sebuah perusahaan patungan Pemerintah Kabupaten Lamongan dengan PT. Bunga Wangsa Sejati yang berhasil membangun dan mengembangkan Jawa Timur Park Batu. Tanjung Kodok kini bertrade mark baru WBL Tanjung Kodok atau Jawa Timur Park II. Obyek wisata alam pantai berbatu cadas mirip kodak itu dulu tanggal 11 Juni 1983 dijadikan lokasi penelitian gejala astronomi gerhana matahari total oleh NASA Arnerika Serikat.
Perjalanan di WBL diawali dengan memasuki ‘Rumah Kucing’, disana terdapat puluhan kucing dari berbagai daerah dan juga dari luar negeri atau koleksi kucing dari seluruh penjuru dunia. Kucing-kucing yang lucu dan imut itu ditempatkan di dalam ruangan (4m2) dengan interior yang menarik dan di dalamnya terdapat tempat bermain bagi kucing tersebut. Sebenarnya saya iba juga melihat kucing-kucing yang lucu itu dibatasi geraknya dan tidak dapat bebas berkeliaran. Dan ketika kami berada di tempat tersebut, terlihat hampir semuanya binatang itu sedang dalam keadaan tidur nyenyak.
Kemudian setelah saya dan rekan-rekan merasa puas bermain go kart, kami berjalan menuju ‘Planet Kaca’ yang cukup mengasyikan. Disana kami memasuki sebuah rumah yang gelap dan didalamnya terdapat dinding-dinding kaca sehingga seperti jebakan tikus bila kita memasukinya. Namun kami secara bersama-sama berhasil melewati permaian Planet Kaca tersebut.
Perjalan kami d
i area WBL sudah cukup lama, namun kami semuanya tidak merasakan kelelahan ataupun bosan. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 11.30 wib ketika kami berada di arena permainan ‘Space Shuttle’. Selanjutnya kami mengunjungi : ‘Sarang Bajak Laut’, ‘Playground’, ‘Goa Insectarium’, ‘Tembak Ikan’dan Permainan yang cukup merangsang adrenalin kita yaitu ‘Crazy Car Coaster’. Sebuah permainan kereta meluncur diatas rel yang berliku-liku semacam Jet Coaster yang cukup mengerikan tapi sangat mengasyikan. Permainan ini juga sangat diminati oleh para pengunjung. Namun khusus bagi pengunjung yang mempunyai penyakit jantung di larang mengikuti permainan ini.
Setelah kami bermain lebih dari sepuluh arena dan permainan WBL tersebut, kami merasa haus dan lapar kemudian saya dan kawan-kawanpun langsung menuju restoran yang ada di sekitar area Kolam Renang. Disana kami makan siang bersama di Taman Hidangan. Sebuah kantin yang selalu ramai dipenuhi oleh pengunjung WBL yang ingin menyantap makanan dan minuman.
Pada jam 12.30 wib usai istirahat makan siang saya dan kawan-kawan sepakat untuk menuju ‘Rumah Sakit Hantu’, karena kami tadi hanya melewati saja. Arena ini memiliki daya tarik tersendiri karena pengunjung memiliki perasaan takut dan ngeri untuk memasukinya. Kami benar-benar menikmati arena ini dengan perasaan gembira. Didalam rumah tersebut ada banyak hantu yang bisa kita temui ditambah dengan suara-suara yang menyeramkan. Sesekali teman-teman saya itu berteriak seperti ketakutan dan disambut gelak tawa oleh yang lainnya itu. Dan ternyata di l
ain pihak sebagian besar pengunjung juga tertarik untuk melihat yang terjadi di dalam gedung Rumah Sakit Hantu itu.
Di arena lainnya yaitu ‘Paus Dangdut’, ‘Jet Coaster’ dan ‘Bompers Boat’ serta ‘Bumpers Car’, secara berturut-turut saya dan kawan-kawan menikmati permainan tersebut. Dan yang paling mengesankan diantaranya adalah permainan ‘Bumpers Car’. Sebuah permaian mobil bump yang mantap dengan hanya menginjak gas, pegang stirnya kemudian berputar-putar di arena dan berulang-kali saling bertabrakan dengan mobil lainnya.
Akhirnya waktu telah menunjukan pukul 16.30 wib dimana saya dan teman-teman beristirahat sejenak di depan pintu masuk ‘Anjungan Wali Songo’. Sebelum pulang kami menyempatkan diri masuk ke Anjungan Wali Songo, didalamnya terdapat miniatur makam sembilan wali. Miniatur ini, sengaja di buat mirip bentuk aslinya agar para pengunjung bisa mengenang sejarah perjuangan para wali dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Sebelum memasuki lokasi, saya melihat ada sebuah miniatur gapura yang lazim terdapat pada setiap makam para wali. Gapura ini di kenal dengan nama Gapura Padhuraksa yang bentuk aslinya bisa di lihat di makam Sunan Sendang Duwur dan Sunan Drajat di Lamongan.
Sesuai urutan fase perjuangan para wali, miniatur pertama adalah miniatur makam Sunan Ampel. Replika ini mirip dengan makam Sunan Ampel asli yang ada di kelurahan Ampel Denta Surabaya. Di sini, terdapat patung-patung mini yang menggambarkan para santri Sunan Ampel sedang belajar ilmu agama. Sedangkan pada miniatur masjid makam Sunan Muria, terdapat ratusan anak tangga mirip bentuk aslinya di Gunung Muria sekitar 18 kilo meter ke arah utara kota Kudus Jawa Tengah. Pada miniatur Sunan Muria ini, terdapat pula patung-patung mini yang menggambarkan Sunan Muria senang bergaul dengan rakyat jelata termasuk mengajari mereka cara bercocok tanam.
Dan di lokasi ini juga terdapat miniatur sebuah pesantren tempo dulu yang menggambarkan model pesantren para wali dengan rakyat jelata tengah belajar ilmu agama. Dengan adanya miniatur ini, para pengunjung bisa berimajinasi seakan-akan berkunjung ke makam 9 wali tersebut. Luar biasa !
Wisata Bahari Lamongan membuat kami merasa senang dan sangat berkesan, sehingga saya dan teman-teman pulang kembali ke Tuban penuh dengan cerita indah serta berencana ingin kembali lagi karena sudah hampir sehari penuh kami berada di WBL, tapi belum semua wahana dapat ikuti. Semoga kelak kami akan kembali lagi kesana.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar