Gunung Dieng di Banjarnegara, Jawa Tengah, masih berstatus ‘siaga’ setelah ditetapkan sejak hari Senin 30 Mei 2011 akibat aktivitas kegempaan yang disertai naiknya semburan gas beracun di kawah Timbang terus meningkat.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB) menetapkan status siaga Kawah Timbang tersebut, namun aktivitas ekonomi di kawasan Dieng ternyata berjalan seperti biasa.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB) menetapkan status siaga Kawah Timbang tersebut, namun aktivitas ekonomi di kawasan Dieng ternyata berjalan seperti biasa.
Aktivitas Ekonomi, sejak meningkatnya aktivitas kawah Timbang, para penjual di pasar mengalami penurunan jumlah pembeli sehingga memilih untuk tidak berjualan. Mereka ini merasa takut untuk menjual dalam jumlah besar karena kawatir akan rugi bila tidak laku. Puluhan pedagang di Pasar Batur Banjarnegara berharap, aktivitas kawah timbang kembali normal seperti biasa. Sehingga roda perekonomian pasar berjalan normal dan para calon pembeli tidak takut berbelanja.
Aktivitas Wisata Menurun, pemilik homestay di kawasan objek wisata Dieng yang masuk wilayah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah kecewa lantaran belakangan banyak biro perjalanan yang membatalkan kunjungan wisata ke daerah itu. Adanya Pembatalan itu setelah diketahui penetapan status siaga Gunung Dieng akibat keluarnya gas beracun dari Kawah Timbang, Banjar Negara.
Menurit para pemilik homestay, beberapa biro perjalanan sudah membatalkan acara ke Dieng jumlahnya mencapai 10 biro perjalanan. Sedianya mereka akan membawa wisatawan singgah di tempat kami, namun karena status Dieng sudah siaga, sehingga menyebabkan homestay kosong. Kekecewaan lantaran sepinya wisatawan juga dialami pemilik hotel dan homestay di kawasan Dieng sisi Kabupaten Banjar Negara.
Dan Ketua Paguyuban Hotel dan Homestay Dieng Wetan Wilayah Banjar Negara Sukur Suyanto, 65, menganggap objek wisata di Dieng relatif aman dari gas beracun. Namun kunjungan wisataan terus menurun. Akibatnya tingkat hunian hotel dan homestay pun ikut turun.
Ia menuding peran pemberitaan media yang berlebihan merupakan biang keladi penurunan wisatawan tersebut. Menurutnya, wisatawan langsung membatalkan kunjungan ke Dieng setelah melihat pemberitaan di televisi.
Pengelola Hotel Gunung Mas juga mengalami nasib yang sama. Menurutnya, orang-orang yang menginap di hotelnya saat ini bukan wisatawan, melainkan sejumlah pihak yang berkepentingan dengan keluarnya gas beracun dari Kawah Timbang.
Menurit para pemilik homestay, beberapa biro perjalanan sudah membatalkan acara ke Dieng jumlahnya mencapai 10 biro perjalanan. Sedianya mereka akan membawa wisatawan singgah di tempat kami, namun karena status Dieng sudah siaga, sehingga menyebabkan homestay kosong. Kekecewaan lantaran sepinya wisatawan juga dialami pemilik hotel dan homestay di kawasan Dieng sisi Kabupaten Banjar Negara.
Dan Ketua Paguyuban Hotel dan Homestay Dieng Wetan Wilayah Banjar Negara Sukur Suyanto, 65, menganggap objek wisata di Dieng relatif aman dari gas beracun. Namun kunjungan wisataan terus menurun. Akibatnya tingkat hunian hotel dan homestay pun ikut turun.
Ia menuding peran pemberitaan media yang berlebihan merupakan biang keladi penurunan wisatawan tersebut. Menurutnya, wisatawan langsung membatalkan kunjungan ke Dieng setelah melihat pemberitaan di televisi.
Pengelola Hotel Gunung Mas juga mengalami nasib yang sama. Menurutnya, orang-orang yang menginap di hotelnya saat ini bukan wisatawan, melainkan sejumlah pihak yang berkepentingan dengan keluarnya gas beracun dari Kawah Timbang.
Terdahsyat, aktivitas kawah Timbang, Gunung Dieng, di Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng) merupakan yang terdahsyat sepanjang 30 tahun terakhir, tepatnya setelah peristiwa Sinila. Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Dieng, Tunut Pujiharjo, mengungkapkan bahwa sejak dirinya menjadi petugas pos pengamatan tahun 1982 silam, baru saat ini status Gunung Dieng masuk siaga dan menyeburkan gas beracun. Ini merupakan aktivitas terdahsyat sejak peristiwa Sinila tahun 1979. Sebab, selama ini kalau ada kawah di Gunung Dieng yang aktif, paling tinggi statusnya waspada, setelah itu turun kembali jadi aktif normal.
Gunung Dieng memang berbeda dengan gunung-gunung lainnya. Selama ini, Gunung Dieng lebih dikenal dengan erupsi freatik dan semburan lumpur. Tetapi yang paling membahayakan adalah gas beracunnya. Pada saat terjadinya tragedi Sinila yang mengalami erupsi adalah kawah Sinila, tetapi sumber gas beracun berasal dari kawah Timbang yang menelan korban 149 orang pada tahun 1979.
Gunung Dieng memang berbeda dengan gunung-gunung lainnya. Selama ini, Gunung Dieng lebih dikenal dengan erupsi freatik dan semburan lumpur. Tetapi yang paling membahayakan adalah gas beracunnya. Pada saat terjadinya tragedi Sinila yang mengalami erupsi adalah kawah Sinila, tetapi sumber gas beracun berasal dari kawah Timbang yang menelan korban 149 orang pada tahun 1979.
Pemasangan Seismograf Baru, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memasang alat pemantau gempa atau seismograf baru di empat lokasi di sekitar kawasan Gunung Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Sebelumnya, telah direncanakan pemasangan tiga seismograf di kawasan Gunung Dieng, namun akhirnya malah mendapat tambahan satu unit lagi dari pusat. Selain di Desa Pasurenan, seismograf juga dipasang di lembah Gunung Pangamun-amun, Dusun Sigebluk, dan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Desa Karangtengah.
Menurut Kepala PVMBG, Surono,bahwa keempat seismograf yang dipasang itu dapat memberikan data sampai sejauh mana sebaran gempa bumi Gunung Dieng. Paling tidak bisa menunjukkan tekanan dibangun dari mana, walaupun sebelumnya peningkatan status menjadi siaga, lebih banyak didominasi gempa bumi dalam. Selain itu, kata Surono, seismograf yang dipasang ini juga untuk mengetahui apakah ada migrasi dari sumber tekanan ke kawah-kawah lainnya di sekitar Gunung Dieng.
Terkait hal tersebut, Surono mengajak masyarakat untuk menjaga seluruh seismograf yang telah dipasang dari tindak kejahatan berupa pencurian.
Sebelumnya, satu unit seismograf yang dipasang di lokasi objek wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, hilang dicuri.
Pencurian alat yang yang harganya mencapai Rp300 juta tersebut, diketahui pada Jumat (3 Juni 2011) pagi dan telah dilaporkan ke Kepolisian Sektor Kejajar agar bisa segera ditindaklanjuti.
Menurut Kepala PVMBG, Surono,bahwa keempat seismograf yang dipasang itu dapat memberikan data sampai sejauh mana sebaran gempa bumi Gunung Dieng. Paling tidak bisa menunjukkan tekanan dibangun dari mana, walaupun sebelumnya peningkatan status menjadi siaga, lebih banyak didominasi gempa bumi dalam. Selain itu, kata Surono, seismograf yang dipasang ini juga untuk mengetahui apakah ada migrasi dari sumber tekanan ke kawah-kawah lainnya di sekitar Gunung Dieng.
Terkait hal tersebut, Surono mengajak masyarakat untuk menjaga seluruh seismograf yang telah dipasang dari tindak kejahatan berupa pencurian.
Sebelumnya, satu unit seismograf yang dipasang di lokasi objek wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, hilang dicuri.
Pencurian alat yang yang harganya mencapai Rp300 juta tersebut, diketahui pada Jumat (3 Juni 2011) pagi dan telah dilaporkan ke Kepolisian Sektor Kejajar agar bisa segera ditindaklanjuti.
Gunung Dieng Masih Belum Aman, Dan dilaporkan menurut Kepala PVMBG, mencatat adanya penurunan konsentrasi gas CO2 dari sebesar 1,65 persen volume menjadi 0,81 persen volume pada hari ini di sekitar Kawah Timbang, Gunung Dieng. Meskipun ada penurunan konsentrasi gas CO2 di sekitar Kawah Timbang, namun kondisi belum dinyatakan aman.
Menurut Kepala PVMBG, Surono, di di Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, bahwa konsentrasi gas CO2 di Kawah Timbang yang mengalami penurunan tersebut berpotensi mengalir mengikuti lembah ke arah selatan. Selain penurunan konsentrasi gas CO2, PVMBG juga mencatat terjadinya empat kali gempa dangkal pada pukul 00.00-06.00 WIB dengan lama antara 6-30 detik.
Sebelumnya, Surono menyatakan kegempaan Kawah Timbang, Gunung Dieng, cenderung meningkat walaupun fluktuatif, sedangkan konsentrasi gas CO2 sebesar 1,65 persen volume. Ia mengatakan, standar internasional untuk dilakukan pengungsian adalah 1,5 persen volume CO2 di udara, sedangkan standar batas aman berada di bawah 0,5 persen volume.-
Sebelumnya, Surono menyatakan kegempaan Kawah Timbang, Gunung Dieng, cenderung meningkat walaupun fluktuatif, sedangkan konsentrasi gas CO2 sebesar 1,65 persen volume. Ia mengatakan, standar internasional untuk dilakukan pengungsian adalah 1,5 persen volume CO2 di udara, sedangkan standar batas aman berada di bawah 0,5 persen volume.-
*(Sumber dari berbagai media)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar