Setelah akhirnya Kongres PSSI mengalami deadlock dan Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, telah memutuskan untuk mengakhiri sidang tanpa hasil. Maka PSSI tinggal siap-siap menerima sanksi dari FIFA. Kongres tersebut ditutup karena dinilai suasananya sudah tidak kondusif lagi dan juga karena adanya sebagian besar pemilik suara yang memaksa kehendaknya dalam kongres.
Padahal sebelum Kongres tersebut diakhiri, Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA, Thierry Regenass telah memberitahukan kepada semua pihak agar segera menentukan pilihan. Semua pihak dapat terlibat dalam perseteruan berkepanjangan di tubuh PSSI dan berseberangan dengan organisasi sepakbola internasional atau semuanya justru bekerja sama demi masa depan sepakbola Indonesia. Dan Regenass menyatakan FIFA sangat memahami ada pihak-pihak yang kecewa karena calon yang mereka dukung tidak bisa masuk dalam pemilihan kali ini. Sehingga Regenass meminta segera diakhiri silang pendapat soal kandidat dan segera berlalih untuk membahas topik mengenai sepakbola.
Kehadiran perwakilan FIFA dalam Kongres PSSI tersebut adalah sebagai tanda izin dan pengesahan oleh Federasi Sepakbola Dunia itu. FIFA diwakili Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi, Thierry Regenass dan Anggota Komite Asosiasi, Frank Van Hattum. Kehadiran Thierry untuk memantau jalannnya Kongres PSSI, sebagai saksi hidup jalannya pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua dan Komite Eksekutif PSSI ini sesuai instruksi FIFA. Dengan kehadiran wakil FIFA tersebut, maka sudah dapat dipastikan bahwa PSSI akan terkena sanksi dari FIFA.
Namun menurut Dubes RI untuk Swiss Djoko Susilo mengatakan bahwa pihaknya siap membantu agar Indonesia tidak terkena sanksi FIFA. Walaupun pihaknya tidak bisa terjun secara langsung, karena dapat dianggap intervensi. Menurutnya hampir dipastikan PSSI kena sanksi FIFA. Sanksi bisa jatuh hanya utk beberapa hari saja, tetapi bisa juga tahunan lamanya. Nigeria dijatuhi sanksi hanya empat hari sehabis Piala Dunia di Afsel. Dan Brunei kena sanksi sejak tahun 2009 - sampai dengan sekarang.
Seperti diketahui, ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar terpaksa menutup kongres untuk mencari ketua dan wakil ketua umum, serta anggota Exco PSSI periode 2011-15 tersebut menemui jalan buntu. Hal ini disebabkan terjadinya debat kusir berkepanjangan selama berjam-jam tanpa menemui hasil. Kelompok 78 tetap memaksakan untuk memasukkan nama George Toisutta dan Arifin Panigoro sebagai ketua dan wakil ketua umum.
Kita tunggu saja, apa hasil keputusan sanksi FIFA tersebut. Dan keputusan sanksi tersebut baru akan dijatuhkan dalam sidang komite eksekutif [Exco] FIFA di Zurich pada tanggal 30 Mei 2011 mendatang.-
*(Sumber dari berbagai media)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar